pengertian bahasa

Bahasa adalah topik yang terus menarik perhatian, dikaji oleh banyak ilmuwan dari masa ke masa. Membahas bahasa sama dengan membuka pintu menuju dunia komunikasi manusia yang khas dan kompleks. Namun, apakah yang sebenarnya dimaksud dengan "bahasa"? 

Banyak ahli telah berusaha mendefinisikan istilah ini, namun hingga kini, belum ada satu definisi tunggal yang dapat mencakup seluruh aspek bahasa. 

Artikel ini akan menguraikan beberapa pandangan tentang bahasa, sifat-sifatnya, dan mengapa ia menjadi objek studi yang begitu penting.

Apa Itu Bahasa?

Bagi kebanyakan orang, bahasa sering kali dianggap sebagai "alat komunikasi" utama manusia. Namun, apakah alat komunikasi ini terbatas pada bahasa verbal saja? Jika benar, lalu bagaimana dengan bunyi kentongan, sirine, peluit, gestur, mimik, atau sinyal-sinyal lainnya? 

Di sinilah letak keunikan bahasa yang membedakannya dari sarana komunikasi lainnya. Bahasa bukan sekadar sinyal, tetapi sebuah sistem yang memiliki struktur, aturan, serta makna yang lebih kompleks.

Dalam buku Hakikat Bahasa, Sibarani mengumpulkan sembilan definisi bahasa dari berbagai ahli yang berbeda, dan mengidentifikasi tiga sifat utama yang muncul dalam setiap definisi tersebut, yaitu: sistem tanda, alat komunikasi, dan penggunaan oleh manusia.

Bahasa adalah Bunyi

Bahasa, dalam wujudnya yang paling mendasar, adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bunyi ini bukan sekadar sembarang suara, melainkan bunyi yang memiliki arti tertentu bagi pendengar yang memahami bahasa tersebut. 

Baca juga: Bahasa itu Bunyi

Dalam konteks ini, tulisan dapat dipandang sebagai "turunan" atau representasi visual dari bunyi. Tidak semua aspek bunyi bahasa dapat diwakili oleh tulisan, karena tulisan adalah bentuk penyederhanaan dari bahasa lisan.

Studi fonetik dan fonologi dalam linguistik mempelajari secara mendalam bagaimana bunyi-bunyi ini dihasilkan, bagaimana mereka diproses oleh pendengar, dan bagaimana mereka diatur untuk membentuk pola-pola yang dapat dikenali. Melalui bunyi-bunyi ini, bahasa berkembang menjadi alat komunikasi yang berperan penting dalam interaksi manusia.

Bahasa adalah Sistem

Sebagai suatu sistem, bahasa tersusun atas komponen-komponen yang membentuk struktur yang teratur. Bahasa bukan kumpulan kata-kata yang sembarang; ia memiliki aturan tata bahasa atau grammar yang menentukan bagaimana kata-kata diatur untuk membentuk kalimat yang bermakna. 

Baca juga: Bahasa itu Sistem

Sistem bahasa ini dibagi dalam beberapa tingkatan, mulai dari fonem (bunyi terkecil dalam bahasa) hingga morfem (satuan makna terkecil), yang kemudian membentuk kata, frasa, kalimat, hingga wacana.

Di sinilah keindahan bahasa sebagai sebuah sistem terlihat, karena ia mampu membentuk pola-pola kompleks yang memungkinkan penutur untuk menyampaikan ide, emosi, dan informasi secara akurat dan tepat. 

Sebagai contoh, dalam bahasa Indonesia, urutan kata dalam kalimat sangat berpengaruh terhadap makna yang disampaikan. Urutan dan pemilihan kata menjadi bagian integral dari sistem bahasa itu sendiri.

Bahasa adalah Tanda

Dalam kajian semiotika, bahasa dikategorikan sebagai sistem tanda. Ferdinand de Saussure, seorang ahli linguistik Swiss yang sering dianggap sebagai “Bapak Linguistik Modern,” menyatakan bahwa bahasa adalah tanda yang terdiri dari dua komponen utama: signifiant (penanda) dan signifié (petanda). Bahasa dianggap sebagai tanda verbal karena ia disusun dari elemen-elemen yang secara konvensional telah diakui maknanya oleh komunitas tertentu.

Baca juga: Bahasa itu Tanda

Sebagai tanda, bahasa memiliki sifat 

  • representatif (mewakili sesuatu di luar dirinya), 
  • interpretatif (dapat dipahami oleh penerima pesan), dan 
  • konvensional (terikat oleh aturan dan kesepakatan dalam suatu komunitas bahasa). 

Misalnya, kata “meja” dalam bahasa Indonesia adalah tanda yang mewakili konsep benda yang memiliki fungsi dan bentuk tertentu, yang secara umum dipahami oleh penutur bahasa Indonesia.

Bahasa adalah Pikiran

Bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga alat berpikir. Dalam buku Le Langage et La Pensée, Chauchard membagi bahasa ke dalam dua bentuk: “bahasa ke dalam” (inner language) dan “bahasa ke luar” (outer language). 

Baca juga: Bahasa itu Pikiran

Bahasa ke dalam adalah bentuk bahasa yang digunakan untuk berpikir, yang tidak harus diungkapkan atau dikomunikasikan kepada orang lain. Sementara itu, bahasa ke luar adalah bahasa yang digunakan untuk mengekspresikan pikiran kepada orang lain.

Kemampuan berpikir dan kemampuan berbahasa sangat erat kaitannya. Bahasa memungkinkan manusia untuk menyusun konsep, membuat analisis, serta mengembangkan pengetahuan. Melalui bahasa, manusia dapat memahami dan mengkonstruksi dunia di sekitar mereka.

Mengapa Bahasa Menjadi Objek Studi yang Penting?

Bahasa, dengan kompleksitas dan kekhasannya, menjadi objek kajian utama dalam bidang linguistik. Studi bahasa melibatkan berbagai cabang seperti fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, hingga pragmatik yang bersama-sama membantu mengungkap berbagai aspek bahasa dan penggunaannya. 

Bagi pemelajar dan peneliti bidang linguistik, pemahaman tentang bahasa tidak hanya berguna untuk memahami teks dan komunikasi, tetapi juga membantu dalam memahami bagaimana manusia membangun budaya dan relasi sosial.

Dengan mempelajari bahasa, kita tidak hanya mengenal cara manusia berkomunikasi, tetapi juga memahami bagaimana mereka berpikir, berinteraksi, dan menciptakan makna di dunia yang terus berubah. Pengetahuan ini sangat penting bagi mereka yang mendalami bidang bahasa dan sastra, karena bahasa adalah sarana fundamental yang menghubungkan manusia dengan pemikiran, budaya, dan identitas.

Penulis: Sony Christian Sudarsono | Editor: Benedikta Haryanti

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *