Bahasa adalah salah satu aspek yang paling mendasar dalam kehidupan manusia, tidak hanya sebagai alat komunikasi tetapi juga sebagai medium untuk berpikir dan mengungkapkan pikiran. Memahami bahasa dari perspektif ini memerlukan pemahaman bahwa bahasa bukan hanya kumpulan kata-kata yang disusun menjadi kalimat, melainkan sebuah sistem kompleks yang bekerja secara teratur dan terstruktur.
Apa yang Dimaksud dengan Sistem?
Sebelum memahami bahasa sebagai sistem, kita perlu memahami konsep “sistem” itu sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sistem didefinisikan sebagai ‘perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.’
Hal ini senada dengan definisi dari Kamus Oxford, yang menyebutkan sistem sebagai ‘a set of things working together as parts of a mechanism of an interconnecting network; a complex whole’ (seperangkat hal yang bekerja bersama-sama sebagai bagian dari suatu mekanisme jaringan yang berhubungan satu sama lain).
Konsep ini menekankan bahwa setiap bagian dalam suatu sistem memiliki hubungan dengan bagian lainnya. Keseluruhan bagian tersebut bekerja bersama untuk mencapai satu tujuan atau membentuk satu kesatuan. Dengan pandangan ini, bahasa dapat dianalisis sebagai suatu jaringan teratur dari komponen-komponen yang saling terkait.
Mengapa Bahasa Disebut sebagai Sistem?
Menyebut bahasa sebagai sistem berarti memandang bahasa sebagai sebuah jaringan terorganisir dari unsur-unsur yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk membentuk satu totalitas.
Unsur-unsur dalam sistem bahasa ini terdiri dari bunyi-bunyi yang membentuk satuan yang lebih besar. Misalnya, suku kata, kata, frasa, kalimat, hingga wacana.
Unsur-unsur tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan terhubung satu sama lain dalam pola dan aturan tertentu sehingga dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi dan ekspresi yang efektif.
Sebagai contoh, dalam bahasa Indonesia, bunyi /p/ dan /a/ dapat disusun menjadi kata “papa,” sedangkan /m/ dan /a/ dapat disusun menjadi “mama.”
Kata-kata tersebut adalah bagian dari sistem bahasa yang bekerja berdasarkan aturan tertentu, sehingga setiap orang yang memahami aturan bahasa tersebut dapat memahami arti dari kata “baba” atau “mama.”
Hal ini menunjukkan bahwa bahasa memiliki struktur yang memungkinkan unsur-unsurnya disusun menjadi satuan bermakna.
Hubungan Sintagmatik dan Paradigmatik dalam Sistem Bahasa
Di dalam sistem bahasa, terdapat dua jenis hubungan utama antara unsur-unsurnya: hubungan sintagmatik atau komplementer dan hubungan paradigmatik atau paralel.
Hubungan Sintagmatik atau Komplementer
Hubungan sintagmatik atau komplementer adalah hubungan yang menunjukkan satu unsur melengkapi unsur lainnya. Setiap unsur dalam sistem bahasa berfungsi untuk mendukung dan melengkapi unsur lainnya sehingga membentuk satu kesatuan yang koheren.
Sebagai contoh, kata-kata dirangkai menjadi frasa atau kalimat yang memiliki makna tertentu. Dalam kalimat “Dia sedang makan nasi,” kata “sedang” berfungsi untuk memberikan konteks waktu terhadap kata “makan,” sehingga kalimat ini memberikan informasi yang lebih spesifik dibandingkan jika hanya dikatakan “Dia makan nasi.”
Hubungan sintagmatik ini juga dapat dilihat dalam struktur tata bahasa. Misalnya, unsur subjek, predikat, dan objek dalam kalimat saling melengkapi untuk menyampaikan maksud tertentu.
Subjek berfungsi sebagai pelaku, predikat sebagai tindakan atau keadaan, dan objek sebagai sasaran dari tindakan. Dengan demikian, kalimat “Anita membaca buku” menyusun ketiga unsur tersebut dalam hubungan yang saling melengkapi, membentuk makna yang utuh.
Hubungan Paradigmatik atau Paralel
Hubungan paradigmatik atau paralel dalam sistem bahasa adalah hubungan yang menyatakan unsur-unsur tertentu dapat saling menggantikan atau menjadi substitutif dalam struktur yang sama.
Misalnya, kata “makan” dalam kalimat “Dia makan nasi” dapat diganti dengan kata “minum” menjadi “Dia minum teh,” yang tetap mempertahankan struktur kalimat yang sama namun memberikan makna yang berbeda.
Hubungan ini memungkinkan bahasa memiliki fleksibilitas dalam penyampaian pesan dan memperkaya cara manusia menyampaikan informasi.
Hubungan paradigmatik juga terlihat dalam penggunaan sinonim atau satu kata dapat digantikan oleh kata lain yang memiliki makna serupa tetapi mungkin memberikan nuansa yang berbeda.
Contohnya, kata “indah” bisa diganti dengan “cantik” dalam konteks tertentu, meskipun keduanya memiliki sedikit perbedaan dalam penggunaannya.
Analogi dengan Struktur Rumah
Untuk memudahkan pemahaman, kita dapat mengibaratkan bahasa sebagai struktur rumah. Dalam membangun rumah, berbagai elemen seperti lantai, dinding, pintu, jendela, dan atap harus terhubung dan tersusun secara sintagmatik atau komplementer.
Lantai mendukung dinding, dinding menopang atap, dan pintu serta jendela melengkapi keseluruhan struktur untuk menciptakan tempat tinggal yang utuh dan fungsional.
Pada saat yang sama, elemen-elemen tersebut juga memiliki hubungan paradigmatik atau paralel. Lantai bisa terbuat dari keramik, kayu, atau bahkan tanah, tergantung pada kebutuhan dan preferensi. Begitu pula dinding yang bisa berupa beton, kayu, atau bilik.
Dalam sistem bahasa, susunan kata, struktur kalimat, dan penggunaan ungkapan atau idiom adalah contoh elemen yang bekerja seperti unsur dalam struktur rumah. Dengan memiliki hubungan komplementer dan paralel, sistem bahasa mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan komunikasi dan ekspresi manusia yang beragam.
Sistem Bahasa Membentuk Struktur
Bahasa sebagai sebuah sistem menunjukkan bahwa setiap unsur dalam bahasa memiliki peran penting dalam membentuk kesatuan yang bermakna.
Dengan memahami bahasa sebagai sistem, kita dapat melihat bahwa bahasa tidak hanya sekadar alat komunikasi.Bahasa juga sarana berpikir yang kompleks. Bahasa memungkinkan manusia menyampaikan ide, perasaan, dan gagasan dalam bentuk yang terstruktur.
Hubungan sintagmatik dan paradigmatik dalam bahasa memberikan fleksibilitas, variasi, dan kedalaman dalam cara kita berkomunikasi dan mengekspresikan diri.
Pemahaman tentang bahasa sebagai sistem ini juga relevan dalam berbagai disiplin ilmu seperti linguistik, sastra, dan komunikasi. Sebab, menyoroti bagaimana bahasa bekerja sebagai sebuah totalitas yang terdiri dari komponen-komponen yang terstruktur.
Melalui pemahaman ini, kita dapat lebih mengapresiasi peran bahasa dalam kehidupan manusia serta kekayaan makna dan kreativitas yang ditawarkannya.
Penulis: Sony Christian Sudarsono | Editor: Sony Christian Sudarsono