tanda bahasa semiotika linguistik

Bahasa adalah tanda maka linguistik sebagai ilmu yang mengkaji bahasa merupakan bagian dari semiotika, ilmu yang mengkaji tanda.

Tanda adalah sesuatu yang menyatakan sesuatu yang lain. Lampu merah, misalnya, merupakan tanda karena menyatakan hal lain selain warna merah, yaitu perintah supaya pengendara menghentikan laju kendaraannya. Suara peluit panjang pada akhir pertandingan merupakan tanda karena menyatakan hal lain di luar bunyi, yaitu pemahaman bahwa pertandingan telah selesai.

Demikian pula dengan bahasa. Kata berupa deret bunyi [kUrsi] merupakan tanda karena menyatakan hal lain di luar suara verbal tersebut, yaitu berupa objek perabot rumah tangga yang digunakan untuk duduk. Dengan demikian tanda bersifat representatif.

Baca juga: Bahasa Itu Tanda

Selain menyatakan sesuatu yang lain, berdasarkan contoh-contoh di atas, tampak bahwa tanda memiliki makna. Tanda memuat sesuatu yang dapat ditafsirkan dan dipahami para penggunanya. Dengan demikian, tanda bersifat interpretatif.

Makna yang dikandung dalam tanda harus dikomunikasikan kepada para partisipan komunikasi. Makna tersebut kemudian disepakati dan digunakan secara bersama. Sesuatu tidak akan menjadi tanda bersama jika tidak dipahami secara komunal. Oleh karena itu, tanda juga bersifat konvensional.

Manusia dikenal sebagai makhluk yang bertanda. Oleh karena itu, manusia disebut juga homo semioticus dan animal symbolicum. Manusia menciptakan, menggunakan, dan mereproduksi tanda.

Manusia menggunakan tanda sekurang-kurangnya untuk dua hal, yaitu sarana berpikir dan sarana mengungkapkan pikiran. Tanda yang dianggap paling komprehensif untuk melakukan dua fungsi tersebut adalah bahasa. Manusia berpikir atau memproses pikiran dalam benak menggunakan bahasa. Selain itu, karena manusia tidak bisa bertelepati dengan manusia lain untuk memahami pikiran yang tersembunyi dalam benak, manusia perlu mengungkapkan pikiran tersebut dengan bahasa.

Bahkan, seni yang jelas tidak menggunakan bahasa pun dikomunikasikan dengan seni-seni yang lainnya dengan bahasa. Semua bentuk seni yang ditampilkan secara visual, misalnya lukisan atau patung, juga diapresiasi dengan bahasa. Mengapresiasi seni audio seperti musik dan lagu dengan mengungkapkan keindahan dan kekaguman juga menggunakan bahasa.

Semiotika dan Linguistik

Dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan hiponim dari tanda. Oleh karena itu, linguistik sebagai ilmu bahasa juga dianggap bagian dari semiotika sebagai ilmu tanda. Berikut dijabarkan apa itu semiotika.

Istilah semiotika bersinonim dengan istilah semiologi. Semiotika merupakan istilah untuk ilmu tanda yang berkembang di Amerika. Sementara itu, istilah semiologi merujuk pada ilmu tanda yang berkembang di Eropa. Dalam kuliah ini, istilah yang digunakan adalah semiotika.

Kata semiotika merupakan padanan bagi kata semiotics dalam bahasa Inggris. Kata semiotics sendiri berasal dari kata semeiotikos, semeioun, dan semeion dalam bahasa Yunani yang berarti ‘tanda’. Dengan demikian, semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda.

Dalam semiotika dikenal dua tokoh besar yang dianggap sebagai pemikir awal semiotika, yaitu Ferdinand de Saussure dan Charles Sanders Peirce. Keduanya hidup pada masa yang sama dan tidak saling mengenal. Buah pemikiran Saussure dan Peirce akhirnya disandingkan oleh para ahli semiotika pada era setelahnya. Para ahli pun menyadari bahwa keduanya telah membangun fondasi semiotika dengan sangat baik.

Ferdinand de Saussure membayangkan bahwa ada sebuah ilmu yang mengkaji tanda-tanda. Ilmu tersebut dinamai semiologi. Adapun linguistik adalah bagian dari semiologi tersebut karena Saussure memandang bahasa sebagai sebuah tanda.

Penulis: Sony Christian Sudarsono | Editor: Benedikta Haryanti | Gambar: Indiatimes

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *