Bengkel Sastra Universitas Sanata Dharma (USD) kembali berkarya melalui pertunjukkan drama. Pertunjukkan yang akan berlangsung pada hari Sabtu (16/11/19) di Aula Kampus 1 USD ini bertajuk “Lakon Dua Dekade” yang menampilkan adaptasi naskah “Nyonya-Nyonya” karya Wisran Hadi.
Kanda Yusuf Abdillah, selaku sutradara dari pertunjukkan ini mengatakan program ini sekaligus memperingati dua puluh tahun lahirnya Bengkel Sastra USD sejak 1999. Tema yang diusung pun berangkat dari panasnya politik tahun ini.
“Naskah ‘Nyonya-Nyonya’ merupakan naskah yang mewakili tema yang sudah kami tetapkan dan kami membedah naskah tersebut selama dua bulan,” paparnya.
Kanda juga menambahkan, sebelum menjatuhkan pilihan pada naskah karya Wisran Hadi, ada dua naskah lain yang menjadi opsi, yaitu “Domba-Domba Revolusi” dan “Pasar Kontowijoyo”.
Bagi sutradara, hal menarik dalam naskah ini adalah ketika seorang tuan penjual barang antik yang hanya membeli empat buah keramik dan pada akhirnya membeli lutut Nyonya.
Aslinya naskah “Nyonya-Nyonya” menggambarkan adat-istiadat Minang dengan enam aktor. Kemudian, setelah mengalami pengadaptasian, aktornya bertambah satu.
“Kami menambah aktor keponakannya,” jelas Kanda.
Pertunjukkan ini diakui sang sutradara melalui proses yang panjang, dari memutuskan untuk kembali berpentas sampai waktu pertunjukkan yang sudah dalam hitungan hari.
“Maret kami mencetuskan untuk tampil kembali, April sudah latihan rutin meskipun belum ada aktornya,” ujar Kanda.
Akhirnya, pada bulan Juni mereka sudah mendapatkan aktor tetap dan terus melakukan latihan rutin. Bulan Agustus, aktor mulai membaca naskah dan pengadeganan.
“Memasuki bulan September (kami) sudah mulai menggunakan properti,” tegasnya.
Di lain pihak, Bramantyo Yamasatrio Kumoro, salah seorang aktor, mengatakan tantangan terberat selama menjalani latihan adalah menyatukan banyak kepala.
“Kita datang dengan pengalaman yang berbeda, terkhusus bidang teater,” tangkas pria yang biasa disapa Bram ini.
“Karena hanya dengan menyadari fungsilah manusia akan dapat saling memanusiakan, Nyonya. Jika tidak, bisa-bisa seperti di luar sana, banyak dari mereka yang menyalahgunakan fungsinya. Tidak percaya? Tanya istri saya. Tidak percaya? Tidak percaya? DATANG AJA KE PERTUNJUKANYA!” demikian ajakan panitia melalui poster yang disebarkan di media sosial.
Penulis: I Gusti Komang Mila Anggreni Dewi | Editor: Sony Christian Sudarsono