van dijk

Salah satu model analisis wacana kritis yang paling banyak digunakan adalah model kognisi sosial yang diperkenalkan oleh Teun Adrian van Dijk. Analisis wacana kritis versi Van Dijk dianggap praktis dan efektif dalam mengungkap bagaimana suatu teks diproduksi. Model ini membantu kita memahami proses produksi teks dengan lebih mendalam.

Tiga Dimensi Analisis Wacana Kritis Van Dijk

Menurut Van Dijk (1995), wacana memiliki tiga dimensi utama, yaitu:

  1. Dimensi Teks: Bentuk kebahasaan dari wacana yang mencakup pilihan kata, struktur kalimat, dan cara teks disusun.
  2. Kognisi Sosial: Berkaitan dengan latar belakang ideologis dan kognisi produsen teks, serta faktor-faktor yang memengaruhi pandangan mereka.
  3. Konteks Sosial: Menggambarkan kondisi sosial, budaya, dan situasi masyarakat secara keseluruhan yang menjadi latar produksi teks.

Van Dijk menjelaskan bahwa teks tidak lahir begitu saja di ruang kosong. Teks diproduksi melalui proses yang melibatkan kognisi produsen yang dipengaruhi oleh konteks sosial-kultural di sekitarnya. Sebagai contoh, teks yang menyudutkan mahasiswa yang berdemonstrasi bisa tercipta karena kognisi dan kesadaran mental produsen teks yang mungkin dipengaruhi pandangan negatif terhadap demonstrasi.

Tahapan Analisis Wacana Kritis Menurut Van Dijk

Van Dijk memulai kajian ini dengan menganalisis teks-teks media yang berkaitan dengan rasisme di Barat. Van Dijk berhasil mengungkap alam bahwa sadar masyarakat Barat yang rasis dan memandang rendah kelompok minoritas. Konteks sosial-kultural tersebut “dimapankan” dalam teks media. Akibatnya, rasisme dianggap lumrah ada di kalangan masyarakat Barat.

Berdasarkan ketiga dimensi di atas, ada tiga tahap dalam analisis wacana Van Dijk, yaitu:

  1. Analisis Teks: Membedah aspek kebahasaan dari tingkat tertinggi (wacana) hingga tingkat terkecil (kata). Linguistik berperan penting dalam tahap ini.
  2. Analisis Kognisi Sosial: Melacak latar belakang produsen teks, termasuk ideologi media atau pihak-pihak yang berpengaruh di balik produksi teks.
  3. Analisis Sosial: Menghubungkan isu dalam teks dengan kondisi masyarakat saat teks tersebut diproduksi, melalui pustaka, arsip, atau pandangan umum yang berlaku di masyarakat.

Struktur Makro, Superstruktur, dan Struktur Mikro dalam Analisis Teks

Dalam analisis teks, Van Dijk mengidentifikasi tiga elemen utama:

  1. Struktur Makro: Makna global dari teks yang berfokus pada tema atau topik utama. Topik ini menggambarkan sikap produsen teks terhadap isu yang dibahas.
  2. Superstruktur: Skema atau kerangka teks yang mengatur subtopik dan penempatan informasi. Pada teks berita, superstruktur mencakup ringkasan atau summary (judul dan lead) serta cerita atau story yang terdiri dari situasi (latar dan episode) dan komentar (reaksi verbal dan kesimpulan).
  3. Struktur Mikro: Aspek kebahasaan kecil seperti kalimat, klausa, frasa, hingga gaya bahasa, yang menggambarkan posisi atau opini produsen teks terhadap topik.

Misalnya, dalam teks berita yang mendukung kenaikan harga BBM, superstruktur mungkin menonjolkan alasan logis di awal teks, sementara kontra pendapat ditempatkan di bagian akhir atau tidak disebutkan sama sekali. Struktur mikro dapat menampilkan frasa seperti “penyesuaian harga” untuk memperhalus narasi.

Melalui analisis ini, model kognisi sosial Van Dijk membantu kita memahami cara teks menyampaikan ideologi dan pengaruh sosial yang dibawa produsen teks, sehingga kita dapat memahami dan menilai keberpihakan teks dengan lebih kritis.

Struktur Makro

Struktur makro adalah makna global atau tema utama dari suatu teks. Dalam konteks berita, struktur makro merupakan topik atau tema yang ingin disampaikan oleh produsen teks, biasanya merefleksikan sikap, pandangan, atau posisi mereka terhadap isu yang diangkat.

Misalkan ada berita tentang kenaikan harga BBM. Jika berita tersebut ditulis oleh media yang mendukung kebijakan pemerintah, tema utama yang dibangun dalam teks mungkin “kenaikan harga BBM untuk kestabilan ekonomi.” Dalam berita ini, struktur makro berfokus pada narasi bahwa kebijakan kenaikan harga BBM adalah langkah strategis untuk menjaga perekonomian dan mengurangi beban subsidi pemerintah.

Sebaliknya, jika berita tersebut dibuat oleh media yang cenderung kritis terhadap kebijakan pemerintah, struktur makronya mungkin bertema “kenaikan harga BBM membebani rakyat kecil.” Tema ini mengarahkan pembaca untuk melihat kenaikan harga sebagai kebijakan yang merugikan masyarakat, terutama bagi golongan bawah.

Superstruktur

Superstruktur adalah skema atau kerangka penyajian teks yang mengatur bagaimana informasi di dalam teks disusun, mulai dari penempatan topik utama, subtopik, hingga rincian lain. Pada teks berita, superstruktur biasanya terdiri atas ringkasan dan cerita.

  • Ringkasan (Summary): Biasanya mencakup judul dan lead (teras berita). Judul dan lead bertujuan untuk menarik perhatian pembaca dan memberi gambaran singkat mengenai topik yang akan dibahas.
  • Cerita (Story): Menyajikan informasi secara rinci. Elemen cerita ini biasanya dibagi menjadi:
    • Situasi (Situation): Menjelaskan konteks dan latar belakang dari berita.
    • Komentar (Comments): Berisi opini atau pernyataan pihak-pihak terkait yang memperkuat pesan dalam teks, sering kali mencakup kutipan atau reaksi dari tokoh tertentu.

Pada contoh berita tentang kenaikan harga BBM, judulnya mungkin berbunyi: “Kenaikan Harga BBM Diperlukan untuk Menjaga Stabilitas Ekonomi.” Lead berita menegaskan bahwa pemerintah melihat kebijakan ini sebagai langkah penting untuk menekan beban subsidi.

Di bagian cerita, situasi bisa memuat informasi tentang dampak kenaikan harga BBM terhadap anggaran negara dan kebutuhan subsidi. Selanjutnya, komentar dapat berisi kutipan dari pejabat pemerintah yang mendukung kebijakan ini, misalnya: “Kebijakan ini penting untuk menjaga keseimbangan ekonomi dalam jangka panjang,” ujar Menteri Keuangan.

Jika berita bersikap kritis, superstruktur mungkin diatur berbeda. Judulnya bisa berbunyi: “Kenaikan Harga BBM: Beban Baru bagi Masyarakat Kecil.” Lead berita mungkin menekankan pada dampak negatif dari kenaikan harga, seperti meningkatnya biaya hidup bagi masyarakat. Di bagian cerita, situasi menyoroti bagaimana kenaikan harga BBM berdampak pada harga kebutuhan pokok, sementara komentar mungkin menyertakan kutipan dari aktivis yang menyatakan bahwa “Kebijakan ini tidak berpihak pada rakyat kecil.”

Ringkasan (Summary

Ringkasan (Summary) adalah elemen pembuka dalam teks berita yang bertujuan untuk menyampaikan inti informasi atau tema utama secara singkat dan padat. Secara umum, ringkasan terdiri dari dua komponen utama: judul (headline) dan lead (teras berita). Setiap komponen memiliki peran khusus dalam menarik perhatian pembaca dan membangun ekspektasi awal tentang isi berita.

Ringkasan berfungsi untuk:

  1. Menarik Perhatian Pembaca
    Judul dan lead yang kuat membantu menarik perhatian pembaca dan mengarahkan mereka untuk tertarik membaca keseluruhan berita. Judul yang tajam dan menarik perhatian mempengaruhi tingkat klik dan keterbacaan berita, terutama dalam konteks media daring.
  2. Menanamkan Sudut Pandang Sejak Awal
    Dengan menyusun judul dan lead secara strategis, produsen teks dapat membentuk pemahaman awal dan emosi pembaca terhadap topik yang dibahas. Hal ini penting karena pembaca cenderung membangun opini berdasarkan informasi pertama yang mereka terima, dan ringkasan berita sering kali menjadi penentu pandangan mereka terhadap topik tersebut.
  3. Memperkuat Tema atau Ideologi
    Dalam berita yang memiliki kepentingan atau ideologi tertentu, ringkasan berfungsi untuk menekankan atau memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Misalnya, dalam berita kenaikan harga BBM, media pro-pemerintah mungkin menonjolkan manfaat ekonomi dan stabilitas, sementara media kritis akan fokus pada dampak negatif bagi rakyat kecil.

Ringkasan dalam superstruktur berita berperan penting dalam membingkai informasi dan membentuk persepsi awal pembaca terhadap peristiwa yang dilaporkan. Melalui pemilihan kata, gaya bahasa, dan fokus informasi, produsen teks memiliki kendali untuk membentuk pandangan pembaca sejak awal. Analisis ringkasan ini memungkinkan kita untuk melihat bagaimana teks dibentuk tidak hanya untuk menyampaikan fakta, tetapi juga untuk mengarahkan interpretasi dan opini pembaca secara halus namun efektif.

Judul (Headline)

Judul merupakan elemen paling menonjol dan menjadi bagian pertama yang dilihat pembaca. Bagian ini biasanya singkat, namun harus efektif dalam menyampaikan gagasan utama atau sudut pandang berita. Dalam analisis wacana kritis, judul tidak hanya sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga sering kali dimanfaatkan untuk menanamkan perspektif atau opini tertentu. Pemilihan kata dan gaya bahasa dalam judul sangat memengaruhi persepsi awal pembaca.

Sebagai contoh, judul “Kenaikan Harga BBM Diperlukan untuk Menjaga Stabilitas Ekonomi” menyiratkan bahwa kenaikan harga BBM adalah suatu langkah yang positif dan diperlukan untuk kepentingan yang lebih besar, yaitu kestabilan ekonomi. Penggunaan kata “diperlukan” mengesankan urgensi dan kepentingan langkah tersebut, seolah-olah tidak ada pilihan lain yang lebih baik.

Sebaliknya, judul “BBM Naik, Beban Hidup Masyarakat Semakin Berat” memberikan kesan yang negatif tentang kenaikan harga BBM, dengan fokus pada dampak langsung terhadap masyarakat. Kata-kata seperti “beban hidup” dan “semakin berat” memberikan kesan bahwa kebijakan ini akan memperburuk kondisi rakyat, sehingga pembaca lebih mungkin bersimpati pada masyarakat yang terkena dampaknya.

Dengan pemilihan kata dalam judul, produsen teks dapat mengarahkan perhatian dan emosi pembaca terhadap isu yang diberitakan, baik itu positif, negatif, atau netral.

Lead (Teras Berita)

Lead adalah paragraf pembuka setelah judul yang berfungsi untuk memberikan gambaran lebih jelas mengenai peristiwa yang diberitakan. Bagian ini juga berperan sebagai pengantar yang menegaskan atau menjelaskan tema utama yang disampaikan dalam judul. Lead yang baik biasanya menjawab unsur-unsur dasar berita—apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana—secara singkat namun informatif.

Dalam analisis wacana, lead juga sering dimanfaatkan untuk menanamkan sudut pandang tertentu. Dengan memuat informasi atau elemen yang diprioritaskan, produsen teks dapat mengarahkan pembaca pada perspektif spesifik sejak awal.

Sebagai contoh, bandingkan dua lead di bawah ini.

  • “Pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM sebagai langkah strategis untuk mengurangi beban subsidi yang terus meningkat dan menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah fluktuasi harga minyak dunia.
  • “Kenaikan harga BBM yang diumumkan pemerintah dinilai akan semakin memberatkan rakyat kecil yang sudah terbebani oleh tingginya biaya hidup, menurut beberapa kelompok masyarakat dan pakar ekonomi.”

Lead yang pertama menegaskan bahwa kenaikan harga BBM adalah langkah yang “strategis” dan “diperlukan” untuk kepentingan nasional. Alasan yang diberikan adalah beban subsidi dan fluktuasi harga minyak, yang menciptakan narasi bahwa kenaikan harga adalah solusi untuk masalah ekonomi yang lebih besar.
Sementara itu, lead kedua langsung mengarahkan pembaca pada sudut pandang bahwa kebijakan ini berdampak negatif pada masyarakat. Kata-kata seperti “memberatkan rakyat kecil” dan “tingginya biaya hidup” memunculkan kesan bahwa kebijakan tersebut tidak berpihak pada rakyat, khususnya golongan ekonomi lemah.

Cerita (Story)

Cerita adalah bagian dari teks yang menyajikan informasi secara lebih mendalam setelah ringkasan. Elemen cerita ini mencakup Situasi (Situation) dan Komentar (Comments), yang masing-masing memiliki fungsinya sendiri dalam menyampaikan informasi dan opini dalam teks.

Situasi (Situation)

Situasi menggambarkan konteks dasar dari peristiwa yang diberitakan. Pada elemen ini, penulis atau produsen teks memberikan informasi faktual yang membantu pembaca memahami latar belakang peristiwa. Situasi ini mencakup dua bagian utama, yaitu Episode dan Latar.

  1. Episode
    Episode adalah penjabaran dari rangkaian kejadian atau urutan peristiwa utama yang menjadi inti dari berita. Episode biasanya mengandung fakta yang menjelaskan apa yang terjadi, di mana, kapan, dan siapa yang terlibat. Episode membantu pembaca memahami perkembangan kronologis atau alur dari kejadian yang dilaporkan, membentuk kerangka narasi utama dari berita.
    Dalam berita tentang kenaikan harga BBM, episode bisa mencakup informasi bahwa pemerintah telah mengumumkan kenaikan harga bahan bakar mulai tanggal tertentu, yang berdampak pada harga kebutuhan pokok. Episode ini bisa merinci waktu pengumuman, respons awal masyarakat, dan kronologi kebijakan yang diambil pemerintah.
  2. Latar (Background)
    Latar, atau background, memberikan konteks tambahan yang melampaui kejadian langsung dari episode. Latar ini mencakup informasi pendukung seperti alasan kebijakan, situasi ekonomi saat itu, dan sejarah atau data relevan yang membantu memperjelas mengapa peristiwa tersebut terjadi. Latar dapat mencakup informasi yang bersifat umum atau lebih luas, yang tidak langsung terlihat dalam kejadian utama tetapi membantu pembaca memahami kerangka besar atau penyebab peristiwa tersebut. Sebagai contoh, bandingkan tiga potongan berita berikut.
Tanpa latarPemerintah memutuskan menaikkan harga BBM bersubsidi.
Dengan latar (1)Pemerintah memutuskan menaikkan harga BBM bersubsidi. Kenaikan harga BBM kali ini dianggap sebagai langkah yang diperlukan untuk menekan beban subsidi yang terus meningkat. Pemerintah menyatakan bahwa anggaran subsidi BBM telah mencapai titik kritis dan berisiko mengganggu program prioritas lainnya, seperti kesehatan dan pendidikan. Selain itu, harga minyak dunia yang tidak stabil mendorong pemerintah untuk mengambil kebijakan ini demi menjaga kesehatan fiskal negara. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap subsidi dan memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global.
Penjelasan dengan latar (1)Pada teks ini, latar yang diberikan adalah alasan ekonomi di balik kebijakan kenaikan harga BBM, yaitu untuk menjaga stabilitas fiskal dan mengurangi ketergantungan terhadap subsidi. Latar ini bertujuan mengarahkan pembaca untuk melihat kebijakan tersebut sebagai keputusan strategis dan penting bagi perekonomian nasional.
Dengan latar (2)Pemerintah memutuskan menaikkan harga BBM bersubsidi. Kenaikan harga BBM dikhawatirkan akan semakin menambah beban masyarakat kecil yang sudah terbebani dengan naiknya harga kebutuhan pokok. Kelompok buruh dan mahasiswa memprotes kebijakan ini, menyebutkan bahwa kenaikan harga hanya akan memperdalam kesenjangan antara rakyat kecil dan kelompok elit yang lebih mampu. Selain itu, kenaikan ini diprediksi akan memicu kenaikan harga barang dan jasa lainnya, menambah tekanan pada ekonomi rumah tangga di seluruh negeri. “Mengapa harus rakyat kecil yang terus-menerus dikorbankan?” ujar salah satu aktivis yang menolak kebijakan tersebut.
Penjelasan dengan latar (2)Latar dalam teks ini menyoroti dampak negatif dari kebijakan kenaikan harga BBM terhadap masyarakat kecil dan kemungkinan peningkatan harga-harga lain sebagai konsekuensi langsung. Latar ini mengarahkan pembaca untuk mengkritisi kebijakan tersebut sebagai keputusan yang merugikan rakyat kecil dan mencerminkan ketidakadilan.

Komentar (Comments)

Setelah situasi dipaparkan, bagian Komentar menyajikan reaksi atau pendapat dari pihak-pihak yang terlibat atau memiliki kepentingan terkait peristiwa tersebut. Komentar bisa berasal dari kutipan langsung tokoh atau pejabat, pendapat ahli, atau bahkan opini jurnalis sendiri. Bagian ini sering berfungsi untuk memberikan perspektif atau penilaian terhadap peristiwa dan sering kali membantu membentuk sikap pembaca terhadap isu tersebut.

Dalam berita kenaikan harga BBM, komentar mungkin menyertakan kutipan dari Menteri Keuangan yang menyatakan bahwa “Langkah ini diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi.” Di sisi lain, berita mungkin juga menyertakan kutipan dari pengamat ekonomi atau aktivis yang mengkritik kebijakan tersebut sebagai keputusan yang merugikan masyarakat.

Dengan adanya episode dan latar dalam situasi, serta komentar dari pihak-pihak terkait, superstruktur berita disusun untuk membentuk narasi yang dapat menggiring pembaca pada kesimpulan atau opini tertentu. Analisis superstruktur ini menunjukkan bagaimana teks tidak hanya sekadar menyampaikan fakta, tetapi juga mengatur informasi dan opini untuk mencapai efek tertentu pada audiens.

Struktur Mikro

Struktur mikro mengacu pada elemen-elemen kecil dalam bahasa, seperti kalimat, klausa, frasa, dan kata, termasuk penggunaan gaya bahasa seperti metafora, hiperbola, atau pilihan diksi yang menyiratkan sikap tertentu. Melalui struktur mikro, kita dapat melihat bagaimana penulis menggunakan kata-kata tertentu untuk memperhalus atau menajamkan pesan yang ingin disampaikan.

Pada berita yang mendukung kenaikan harga BBM, diksi yang dipilih bisa menggunakan kata seperti “penyesuaian harga” alih-alih “kenaikan harga.” Frasa “penyesuaian harga” memberikan kesan bahwa perubahan harga adalah sesuatu yang wajar dan mungkin diperlukan, sementara “kenaikan harga” lebih langsung dan dapat terkesan negatif.

Pada kalimat, berita ini bisa menyatakan, “Pemerintah terpaksa melakukan penyesuaian harga demi menjaga kestabilan ekonomi.” Kalimat ini memberikan pembingkaian bahwa kenaikan harga BBM adalah keputusan yang tidak dapat dihindari dan demi kebaikan bersama.

Sebaliknya, berita yang kritis mungkin menggunakan kalimat seperti, “Kenaikan harga BBM memberatkan masyarakat yang sudah terhimpit beban ekonomi.” Diksi “memberatkan” dan “terhimpit” secara langsung menciptakan kesan bahwa kebijakan ini berdampak negatif dan memperburuk kondisi rakyat.

Penulis: Sony Christian Sudarsono | Editor: Benedikta Haryanti | Gambar: Discourses.org

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *