Saat kita berbahasa, kita tidak hanya menggunakan kata-kata yang berbeda, tetapi juga mengatur kata-kata itu dalam frasa dan kalimat yang menghasilkan arti. Ide ini diperkenalkan oleh linguis asal Swiss, Ferdinand de Saussure, pada abad ke-20, yang menyatakan bahwa kata-kata dalam bahasa dihubungkan dalam dua jenis relasi: relasi sintagmatik dan relasi paradigmatik.
Baca juga: Pokok-Pokok Pemikiran Ferdinand de Saussure
Relasi sintagmatik dapat digambarkan seperti relasi antarkata dalam kalimat atau frasa. Ini menjelaskan bagaimana kata-kata disusun dalam struktur sintaksis yang membentuk kalimat yang bermakna. Contohnya, dalam kalimat “Anjing itu berlari di taman,” relasi sintagmatik menunjukkan hubungan antara kata “anjing,” “berlari,” dan “di taman.”
Relasi paradigmatik, di sisi lain, bagaikan relasi antarkata yang memiliki posisi yang sama dalam kalimat. Ini menjelaskan bagaimana kata-kata dalam bahasa dapat digantikan oleh kata lain yang memiliki arti yang berasosiasi. Contohnya, dalam kalimat “Anjing itu berlari di taman,” kata “anjing” dapat digantikan dengan “kucing” atau “sapi” tanpa mengubah struktur kalimat secara signifikan.
Ide relasi sintagmatik dan paradigmatik menurut Saussure menjelaskan bagaimana bahasa bekerja sebagai sistem. Hal ini memungkinkan kita untuk menyampaikan makna melalui kombinasi kata-kata yang berbeda. Ini juga penting dalam memahami bagaimana bahasa berubah dan berkembang dari waktu ke waktu.
Selain itu, konsep ini juga digunakan dalam analisis semiotika, yaitu ilmu yang mempelajari tanda-tanda dan simbol-simbol dalam masyarakat. Dalam analisis semiotika, relasi sintagmatik dan paradigmatik digunakan untuk menganalisis bagaimana tanda-tanda dalam media (seperti iklan, film, atau sosial media) digabungkan dan diganti untuk menyampaikan pesan tertentu.
Mengerti relasi sintagmatik dan paradigmatik menurut Saussure dapat membantu kita untuk lebih menghargai dan mengerti bagaimana bahasa bekerja. Hal ini juga membantu kita dalam menganalisis pesan-pesan yang kita terima dari media. Jadi, meskipun mungkin terdengar sulit, konsep ini sebenarnya sangat penting dan relevan dengan kehidupan kita sehari-hari.
Sintagmatik-paradigmatik dan strukturalisme
Konsep sintagmatik-paradigmatik menurut Saussure sangat erat hubungannya dengan konsep strukturalisme dalam linguistik modern. Strukturalisme dalam linguistik adalah pendekatan yang berfokus pada bagaimana satuan-satuan lingual (misalnya kata) diatur dalam struktur yang lebih besar (misalnya kalimat), dan pada bagaimana struktur tersebut membentuk makna. Konsep sintagmatik dan paradigmatik menurut Saussure sangat penting dalam pendekatan strukturalisme. Konsep ini menjelaskan bagaimana kata-kata dalam bahasa diatur dalam struktur sintaksis dan bagaimana kata-kata tersebut digunakan untuk membentuk makna.
Strukturalisme juga menekankan bahasa adalah sistem yang terdiri dari aturan-aturan yang mengatur penggunaannya. Konsep sintagmatik dan paradigmatik menurut Saussure sangat berkaitan dengan aturan-aturan tersebut. Relasi sintagmatik menjelaskan bagaimana kata-kata dalam bahasa disusun dalam struktur sintaksis yang valid. Sementara itu, relasi paradigmatik menjelaskan bagaimana kata-kata dapat digantikan dengan kata-kata lain yang memiliki arti yang berasosiasi dalam konteks yang sama.
Kedua konsep ini juga sangat penting dalam analisis struktural yang digunakan dalam beberapa disiplin ilmu seperti antropologi, psikologi, dan sosiologi. Pendekatan struktural mencoba untuk mengungkapkan bagaimana elemen-elemen dari suatu sistem saling terkait dan bagaimana mereka membentuk struktur yang lebih besar yang menentukan bagaimana sistem tersebut bekerja.
Jadi, konsep sintagmatik dan paradigmatik menurut Saussure adalah bagian penting dari pendekatan struktural dalam linguistik dan analisis semiotika. Konsep ini membantu kita untuk memahami bagaimana bahasa dan tanda-tanda lainnya bekerja dalam masyarakat.
Penulis: ChatGPT & Sony Christian Sudarsono | Editor: Benedikta Haryanti | Gambar: Media-Studies.com