Inilah inti sari pemikiran Ferdinand de Saussure tentang strukturalisme linguistik. Hal yang dibahas meliputi (a) kajian diakronis dan sinkronis, (b) langue dan parole, (c) penanda (signifiant) dan petanda (signifie), (d) relasi sintagmatik dan paradigmatik, serta (e) valensi, isi, dan pengertian.
Baca juga: Yuk, Mengenal Ferdinand de Saussure
Ferdinand de Saussure adalah seorang linguis asal Swiss yang merupakan tokoh utama dalam strukturalisme linguistik. Ia dikenal dengan teori tentang struktur bahasa dan cara kerja bahasa dalam pikiran manusia.
Diakronis-Sinkronis, Langue-Parole, Penanda-Petanda
Saussure membagi kajian linguistik menjadi dua domain, yaitu diakronis dan sinkronis. Diakronis adalah kajian yang mempelajari perkembangan bahasa dari waktu ke waktu, seperti perubahan makna kata-kata atau perubahan struktur gramatikal. Sinkronis, di sisi lain, adalah kajian yang mempelajari bahasa pada satu titik waktu tertentu, tanpa memperhatikan perubahan-perubahan sepanjang sejarah.
Saussure juga membedakan antara langue dan parole. Langue adalah sistem aturan yang mengatur bahasa secara abstrak, sedangkan parole adalah penggunaan bahasa secara konkret oleh individu. Langue merupakan komponen yang tidak terlihat dari bahasa, sementara parole merupakan manifestasi nyata dari langue.
Penanda adalah suara atau bentuk visual yang digunakan untuk mewakili konsep di dalam pikiran manusia. Petanda adalah konsep atau pengertian yang diwakili oleh penanda. Contoh, kata kereta merupakan penanda yang mewakili konsep kereta, yang merupakan petanda.
Sintagmatik-Paradigmatik dan Valensi, Isi, serta Pengertian
Relasi sintagmatik adalah relasi antara elemen-elemen dalam suatu kalimat atau frasa, sedangkan relasi paradigmatik adalah relasi antara elemen-elemen yang memiliki posisi yang sama dalam struktur bahasa.
Misalnya, dalam kalimat Anak itu sedang bermain bola, kata anak dan bermain merupakan elemen-elemen yang saling terkait secara sintagmatis, sementara kata anak dan ibu merupakan elemen-elemen yang terkait secara paradigmatik karena memiliki posisi yang sama sebagai subjek dalam kalimat.
Terakhir, Saussure juga membahas konsep tentang valensi, isi, dan pengertian. Valensi adalah jumlah pilihan yang tersedia untuk suatu elemen dalam struktur bahasa, sedangkan isi adalah pengertian atau makna yang terkandung dalam elemen tersebut.
Contohnya, kata tikus memiliki valensi yang lebih rendah dibandingkan dengan kata makan, karena tikus hanya memiliki satu pilihan sebagai objek dari aksi makan, sedangkan makan memiliki banyak pilihan objek yang dapat dipilih. Isi dari kata tikus adalah konsep tikus, sedangkan isi dari kata makan adalah aksi makan.
Pengertian adalah makna yang terkandung dalam suatu kalimat atau frasa secara keseluruhan. Pengertian terbentuk melalui interaksi antara elemen-elemen yang saling terkait secara sintagmatik dan paradigmatik.
Dengan demikian, pokok-pokok pemikiran Saussure yang meliputi kajian diakronis dan sinkronis, langue dan parole, penanda dan petanda, relasi sintagmatik dan paradigmatik, serta valensi, isi, dan pengertian merupakan dasar penting dalam linguistik struktural yang mempelajari cara kerja bahasa dalam pikiran manusia.
Penulis: ChatGPT & Sony Christian Sudarsono | Editor: Benedikta Haryanti