Dalam dunia linguistik, morfem menjadi suatu entitas abstrak yang memainkan peran penting dalam pembentukan kata. Artikulasi morfem ini dibuktikan oleh adanya alomorf, realisasi konkret dari morfem. Artikel ini akan membahas secara rinci tentang konsep Morfem, Alomorf, dan peran Morf dalam pembentukan kata bahasa Indonesia, dengan fokus pada morfem imbuhan me(N)-, pe(N)-, ber-, per-, dan ter-.
1. Pengertian Morfem, Alomorf, dan Morf
Morfem, sebagai satuan kebahasaan yang abstrak, memiliki realisasi konkret yang disebut alomorf. Apa yang dimaksud dengan “satuan kebahasaan yang abstrak”?
Baca juga: Pengertian dan Jenis Morfem
Morfem itu bersifat abstrak. Artinya, morfem tidak digunakan dalam komunikasi verbal yang empiris.
Morfem merupakan hasil abstraksi ahli bahasa untuk menjembatani silabel dengan kata. Sebuah kata tidak semata-mata tersusun atas silabel. Kata merupakan satuan kebahasaan yang dibentuk dari morfem.
Misalnya, kata bersepeda memang tampak tersusun dari silabel [bər], [sə], [pe], dan [da]. Namun, dari keempat silabel tersebut, ada satu yang memiliki ciri berbeda, yaitu [bər]. Silabel [bər] memuat sebuah arti ketika melekat pada bentuk [sepeda]. Sementara itu, tiga silabel yang lain tidak mengandung arti atau makna.
Dengan demikian status [bər], bukanlah silabel karena sebagai satuan fonologis, silabel seharusnya tidak memiliki makna. Bentuk [bər] dalam konteks kata bersepeda adalah morfem. Morfem {ber-} terdiri atas satu silabel, yaitu [bər].
Satuan [səpeda] juga hanya dapat diuraikan menjadi satuan fonologis, yaitu tiga silabel: [sə], [pe], dan [da], atau enam fonem: /s/, /ə/, /p/, /e/, /d/, /a/. Dengan demikian kata sepeda terdiri atas satu morfem {sepeda}.
Jadi, kata bersepeda dapat diuraikan menjadi dua morfem, yaitu {ber-}, dan {sepeda}. Penguraian tersebut hanya berada dalam konseptualisasi dalam pikiran manusia sehingga disebut abstrak.
Selain itu, dikenal bentuk seperti menggambar, mendasar, dan membaca. Ketiga kata tersebut memiliki imbuhan yang secara nyata tampaknya berbeda, yaitu meng-, men-, dan mem-. Namun, ketiga imbuhan tersebut ternyata dapat diabstraksikan menjadi satu imbuhan yang sama yang disebut me(N)– (baca: me- nasal). Kelompok varian yang terdiri atas meng-, men-, dan mem– tersebut disebut alomorf. Adapun masing-masing anggota varian disebut morf.
Dengan demikian dapat disimpulkan, morfem merupakan satuan kebahasaan yang abstrak. Realisasi dari morfem disebut alomorf. Dalam bahasa Indonesia ada beberapa morfem yang alomorfnya terdiri atas beberapa morf dan itu berbentuk imbuhan, yaitu me(N)-, pe(N)-, ber-, per-, dan ter-..
2. Morfem Imbuhan me(N)- dan pe(N)-
Morfem imbuhan me(N)– menonjol karena alomorfnya melibatkan enam morf, yaitu meng-, mem-, men-, meny-, me-, dan menge-, seperti terlihat dalam kata-kata seperti menggambar, membaca, mendorong, menyapu, melempar, dan mengecat. Morf meng– menjadi varian yang paling produktif. Tidak mengherankan jika buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia mencatat morf meng– sebagai bentuk yang standar, alih-alih me(N)-.
Imbuhan pe(N)-, seperti halnya me(N)-, memiliki alomorf yang melibatkan beberapa morf, seperti peng-, pem-, pen-, peny-, pe-, dan penge-. Contohnya terlihat dalam kata-kata seperti penggambar, pembaca, pendorong, penyapu, pelempar, dan pengecat.
3. Alomorf dari Morfem ber- dan per-
Imbuhan ber– memiliki tiga alomorf, yaitu ber-, be-, dan bel-. Kata-kata seperti bertapa, bekerja, dan belajar mencerminkan variasi ini. Di sisi lain, imbuhan per– memiliki pola yang serupa dengan ber– yang melibatkan per-, pe-, dan pel-, seperti dalam pertapa, pekerja, dan pelajar.
Untuk morfem ber-, morf ber– adalah yang paling umum. Hanya dalam kondisi tertentu saja morfem ber- terealisasi menjadi morf be– dan bel-. Sementara itu, untuk morfem per-, morf pe– mendominasi. Hanya pada kasus tertentu saja morfem per- terealisasi menjadi morf per– dan pel-. Oleh karena itu, sering kali yang dianggap sebagai morfem adalah pe-, bukan per–
4. Morfem Imbuhan ter-
Morfem imbuhan ter– memiliki dua alomorf, yaitu ter– dan te-. Hal ini tampak dalam kata-kata seperti terbesar, terlama, terawat, terapi, tecermin, dan tepercaya. Morf ter– menjadi varian yang lebih dominan.
Penulis: Sony Christian Sudarsono | Editor: Benedikta Haryanti | Gambar: Freepik