Nomina (kata benda) adalah kelas kata yang mengacu pada manusia, hewan, tumbuhan, benda, dan konsep. Berdasarkan perilaku sintaktisnya, nomina merupakan kelas kata yang dapat langsung mengisi fungsi subjek dan objek dalam kalimat yang predikatnya berupa verba. Nomina dalam bahasa Indonesia dapat dinegasikan dengan kata bukan dan tidak dapat dinegasikan dengan kata tidak.
Secara semantis nomina dapat dibedakan menjadi beberapa kategori. Ada nomina bernyawa dan tidak bernyawa. Ada nomina terbilang dan tidak terbilang.
Baca Juga: Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia
Nomina bernyawa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu nomina insan/persona dan nomina bukan insan (flora dan fauna). Nomina insan dapat disubstitusi dengan kata ganti dia/ia dan mereka dan dapat didahului partikel si. Sementara itu, nomina flora dan fauna tidak demikian kecuali dipersonifikasikan.
Nomina insan meliputi nama diri, nama kekerabatan, nomina yang menyatakan orang atau yang diperlakukan seperti orang, dan nama tak bernyawa yang dipersonifikasikan. Sementara itu, nomina tak bernyawa meliputi benda, konsep/pengertian, nama lembaga, nama geografis, nama waktu, dan nama bahasa.
Nomina terbilang ialah nomina yang dapat dihitung dan dapat didampingi numeralia. Nomina tak terbilang ialah nomina yang tidak dapat didampingi oleh numeralia. Adapun, nomina tak terbilang harus menggunakan satuan untuk menghitungnya.
Pembentukan Nomina dalam Bahasa Indonesia
Dilihat dari segi bentuknya, nomina dapat dibagi menjadi nomina dasar dan nomina turunan. Penurunan nomina atau nominalisasi dapat dilakukan dengan pengimbuhan, pengulangan, dan pemajemukan.
Imbuhan pembentuk nomina meliputi –an; pe(N)-, per-/pe-/pel-, ter-, dan ke-; pe(N)-an, per-an, dan ke-an; –el-, –em-, –er-, dan –in-; –man/-wan/-wati, –at/-in, –isme, –(is)asi, –logi, dan –tas.
Yang perlu diperhatikan adalah asal dari penurunan nomina tersebut. Misalnya, kata keadilan dan pengadilan memang berakar dari bentuk adil yang berkelas adjektiva. Namun, keduanya diturunkan dari dua kelas kata yang berbeda. Keadilan langsung diturunkan dari bentuk adil, sedangkan pengadilan diturunkan dari bentuk mengadili yang berupa verba.
Demikian pula bentuk kesatuan, persatuan, dan penyatuan. Bentuk kesatuan diturunkan langsung dari numeralia satu. Bentuk persatuan diturunkan dari verba bersatu, dan bentuk penyatuan diturunkan dari verba menyatukan.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa beberapa imbuhan pembentuk nomina merupakan turunan dari imbuhan pembentuk verba. Imbuhan pe(N)– merupakan turunan dari imbuhan me(N)- seperti pada contoh penjual, pembeli, dan penari. Sementara itu imbuhan per-/pe-/pel– merupakan turunan dari imbuhan ber– seperti pada contoh pertapa, petinju, dan pelajar.
Baca juga: Verba dalam Bahasa Indonesia
Imbuhan per(N)-an juga diturunkan dari verba berimbuhan me(N)– seperti pada contoh penyatuan (dari menyatukan), pemberontakan (dari memberontak), pendaftaran (dari mendaftar). Sementara itu, imbuhan per-an diturunkan dari verba berimbuhan ber– seperti pada contoh perjanjian (dari berjanji), pergerakan (dari bergerak).
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika ditemukan bentuk-bentuk seperti penari-petani, pendatang-pedagang, pembuat-pebalap, penyuruh-pesuruh, penyerta-peserta, penjabat-pejabat, penyatuan-persatuan, pemukiman-permukiman, penggerakan-pergerakan, penahanan-pertahanan, dan lain-lain.
Catatan Khusus
Catatan lain ada pada kata pewaris. Kata pewaris diturunkan dari kata mewariskan yang berarti ‘memberikan waris kepada’ sehingga kata pewaris berarti ‘orang yang memberikan warisan’. Sementara itu, penerima warisan atau orang yang mewarisi tidak disebut dengan kata pewaris, melainkan ahli waris.
Imbuhan dari bahasa asing -(is)asi memiliki padanan dalam bahasa Indonesia, yaitu imbuhan pe(N)-an seperti pada ionisasi menjadi pengionan. Imbuhan –tas memiliki padanan, yaitu ke-an seperti pada contoh efektivitas menjadi pengefektifan dan produktivitas menjadi keproduktifan. Bentuk -(is)asi juga merupakan bentuk baku dari -isir seperti pada contoh legalisasi, bukan legalisir dan minimalisasi, bukan minimalisir. Sementara itu, bentuk -tas merupakan bentuk baku sehingga tidak dikenal bentuk selebritis, seharusnya selebritas.
Selain imbuhan-imbuhan yang telah disebutkan tadi, dikenal pula gabungan imbuhan pe(N)- dengan per- menjadi pemer– yang merupakan turunan dari imbuhan memper-/-kan seperti pada contoh pemersatu dan pemerhati.
Khusus bentuk ajar, ada beberapa nomina turunan yang unik, seperti pelajar-pemelajar, pengajar-pembelajar, pengajaran-pelajaran, dan pemelajaran-pembelajaran.
Selain dengan imbuhan, nominalisasi juga dapat dilakukan dengan menambahkan bentuk si, sang, yang, ahli, dan tukang, misalnya si biru, sang agung, yang luas, ahli rias, tukang pukul.
Penulis: Sony Christian Sudarsono | Editor: Benedikta Haryanti | Gambar: Freepik