
Dalam dunia digital marketing, menulis artikel yang baik saja tidak cukup. Sebagus apa pun gaya bahasa dan sebermakna apa pun pesannya, semua akan sia-sia jika tidak ditemukan oleh pembaca. Di sinilah peran riset kata kunci (keyword) menjadi sangat penting. Kata kunci ibarat kompas yang mengarahkan audiens menuju konten kita di lautan luas internet. Pemilihan kata kunci yang tepat adalah jembatan antara kebutuhan pembaca dan solusi yang ditawarkan brand.
Bayangkan seseorang mengetikkan di Google: “cara mencuci kemeja putih tanpa merusak bahan.” Jika bisnis Anda adalah jasa laundry, artikel dengan judul seperti itu akan berpeluang besar dikunjungi. Mengapa? Karena artikel tersebut berbicara dalam “bahasa yang sama” dengan calon pelanggan, bahasa pencarian mereka.
Mengapa Riset Kata Kunci Itu Penting
Kata kunci adalah titik temu antara pengguna dan mesin pencari. Google dan platform sejenis bekerja dengan mengenali kata-kata tertentu untuk memahami topik sebuah halaman. Jika kata kunci yang digunakan sesuai dengan apa yang dicari pengguna, artikel akan lebih mudah muncul di hasil pencarian.
Lebih dari itu, memahami kata kunci berarti memahami search intent atau niat di balik pencarian. Ketika seseorang mencari “cara mencuci kemeja putih tanpa sikat,” mereka tidak sedang ingin membeli produk, tetapi sedang mencari pengetahuan praktis. Artinya, konten yang cocok untuk mereka bukan iklan, melainkan artikel informatif berisi tips.
Kesalahan umum penulis pemula adalah menulis dari sudut pandang brand, bukan audiens. Mereka memulai dari apa yang ingin dijual, bukan dari apa yang dicari orang. Padahal, SEO yang baik justru dimulai dari empati: dari memahami apa yang sedang dibutuhkan atau dicemaskan audiens. Di situlah riset kata kunci menjadi penting.
Jenis-Jenis Kata Kunci
Dalam praktiknya, kata kunci dapat dibedakan berdasarkan dua hal, yakni panjang kata dan niat pencarian (search intent).
1. Berdasarkan Panjang Kata
Ada tiga kategori umum kata kunci berdasarkan panjang katanya, yaitu
- short-tail keyword,
- medium-tail keyword, dan
- long-tail keyword.
Short-tail keyword biasanya terdiri atas satu atau dua kata. Misalnya laundry, skincare, atau kopi. Jenis ini memiliki volume pencarian tinggi, tetapi sangat kompetitif dan kurang spesifik.
Medium-tail keyword terdiri atas dua hingga tiga kata, misalnya laundry jogja atau kopi susu kekinian. Jenis ini lebih terarah dan masih realistis untuk ditargetkan.
Long-tail keyword berisi lebih dari tiga kata, seperti laundry express murah dekat kampus UGM atau cara menyimpan skincare agar tidak cepat rusak. Walau jumlah pencarinya tidak sebanyak short-tail, tingkat konversinya jauh lebih tinggi karena sangat spesifik.
Bagi bisnis kecil atau UMKM, long-tail keyword sering kali menjadi pilihan paling cerdas. Audiensnya mungkin lebih sempit, tetapi peluang konversinya lebih besar karena pencarinya benar-benar tahu apa yang mereka butuhkan.
2. Berdasarkan Search Intent
Selain panjang kata, penting juga memahami niat di balik pencarian. Menurut para ahli SEO, search intent terbagi menjadi empat jenis utama, yaitu
- informational,
- navigational,
- transactional, dan
- commercial investigation.
Kata kunci informational dipakai audiens ketika dia ingin mencari pengetahuan atau solusi. Contoh: cara mencuci baju tanpa mesin.
Kata kunci navigational digunakan ketika audiens ingin menemukan situs atau akun tertentu. Contoh: Laundry Express Instagram.
Kata kunci transactional merupakan kata kunci ketika seseorang siap membeli. Contoh: harga laundry kiloan jogja.
Kata kunci commercial investigation dipilih ketika pengguna sedang membandingkan berbagai pilihan. Contoh: laundry terbaik di Yogyakarta.
Untuk artikel blog dan konten edukatif, kata kunci informational biasanya menjadi prioritas. Tujuannya bukan langsung menjual, tetapi membangun kepercayaan dan kredibilitas.
Langkah-Langkah Menemukan Kata Kunci Potensial
Menemukan kata kunci yang tepat bukan sekadar menebak-nebak. Prosesnya bisa sistematis, bahkan menyenangkan, jika dilakukan dengan alat bantu yang tepat.
1. Brainstorming Manual
Langkah pertama adalah memahami audiens. Coba tuliskan sepuluh pertanyaan yang sering diajukan pelanggan atau calon pembeli Anda. Misalnya, untuk bisnis laundry, pertanyaannya bisa seperti:
- “Kenapa baju hasil laundry kadang masih bau?”
- “Apakah aman mencuci sepatu di laundry?”
- “Laundry kiloan atau per potong mana yang lebih hemat?”
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini bisa menjadi bahan mentah untuk ide artikel sekaligus kandidat keyword.
2. Gunakan Alat Bantu Gratis
Setelah punya ide dasar, gunakan alat bantu untuk memperluasnya.
- Google Suggestion: lihat kata-kata yang muncul otomatis di kolom pencarian Google.
- People Also Ask: bagian “Orang juga bertanya” di hasil pencarian sering memberi inspirasi topik turunan.
- Related Searches: muncul di bagian bawah halaman hasil pencarian.
- Ubersuggest, KeywordTool.io, atau Semrush: membantu mengetahui volume pencarian dan variasi kata kunci.
Misalnya, ketika mengetik “cara mencuci kemeja putih”, Google bisa memunculkan ide tambahan seperti “cara mencuci sepatu putih agar tidak menguning” atau “cara mencuci sepatu putih tanpa sikat”. Dari sini, penulis bisa menentukan topik yang lebih tajam dan spesifik.
3. Amati Tren di Media Sosial
Kadang inspirasi justru datang dari TikTok, Instagram, atau YouTube Shorts. Coba perhatikan tren video edukatif atau konten how to yang sedang ramai dibagikan. Kata kunci yang sedang viral di media sosial sering berpotensi menjadi artikel populer di blog atau website kita.
Menganalisis dan Memilih Kata Kunci
Tidak semua kata kunci layak dikejar. Dalam menentukan prioritas, pertimbangkan tiga aspek utama, yatu relevansi, volume pencarian, dan kompetisi.
Relevansi berkaitan dengan apakah topik ini selaras dengan niche brand Anda. Volume pencarian berhubungan dengan berapa banyak orang mencarinya tiap bulan. Kompetisi terkait dengan seberapa sulit bersaing dengan situs-situs besar di topik yang sama.
Misalnya:
Kata Kunci | Volume | Kompetisi | Catatan |
cara mencuci baju | tinggi | sangat tinggi | terlalu umum |
cara mencuci jaket tebal | sedang | rendah | spesifik, potensial |
Kata kunci yang lebih panjang mungkin tidak banyak dicari, tetapi peluang menembus halaman pertama Google jauh lebih besar. Prinsipnya sederhana, lebih baik ditemukan oleh sedikit orang yang benar-benar tertarik, daripada banyak orang yang sekadar lewat.
Keyword Utama dan Keyword Turunan
Dalam artikel SEO, biasanya ada dua lapisan kata kunci, yaitu utama dan turunan.
Kata kunci utama (primary keyword) adalah inti topik artikel. Kata ini harus muncul di judul, paragraf pembuka, dan beberapa subjudul.
Sementara itu, kata kunci turunan (secondary/LSI keyword) adalah variasi atau sinonim alami dari kata kunci utama yang memperkaya konteks.
Sebagai contoh, jika keyword utama Anda adalah cara mencuci kemeja putih, keyword turunannya bisa berupa membersihkan kemeja katun, hilangkan noda kecap pada kemeja, atau kemeja putih tidak menguning.
Penggunaan keyword turunan ini membuat artikel terasa alami dan tidak “dipaksa” untuk SEO. Google sekarang lebih cerdas karena tidak hanya melihat kata, tapi juga memahami makna. Semakin kaya variasi kata yang relevan, semakin besar peluang artikel dianggap bernilai.
Contoh Studi Kasus
Simak Cara Mencuci Baju Putih Agar Bebas Noda
Sebagian orang tidak ingin membeli dan memakai baju putih karena merasa repot dan kewalahan saat mencuci baju putih. Perlu kehati-hatian yang penuh dalam memperhatikan cara mencuci baju putih.
Hal tersebut dikarenakan baju putih memiliki warna cerah dan polos sehingga mudah terkena luntur warna dari pakaian lain.
Tetapi, Anda bisa mencegah luntur dengan mencuci baju putih terpisah dari baju lainnya. Selain itu, Anda juga perlu memperhatikan suhu air yang digunakan saat mencuci.
Tidak hanya luntur, baju putih juga mudah sekali menguning. Hal ini bisa disebabkan karena beberapa hal, seperti reaksi kimia akibat deodoran, terpapar zat klorin, nikotin, maupun disimpan terlalu lama, atau bereaksi dengan asam lingkungan.
Namun, pakaian berwarna putih merupakan warna netral yang paling mudah dipadukan dengan beragam outfit. Jadi, apakah Anda tetap ingin membeli baju putih?
Jika iya, tips berikut dapat sangat berguna untuk Anda dalam mempermudah mencuci baju putih.
Mari simak artikel berikut untuk mengetahui lebih lanjut cara mencuci baju putih.
Key Takeaways:
- Sebagian orang tidak ingin membeli dan memakai baju putih karena merasa repot dan kewalahan saat mencuci baju putih.
- Kumpulan tips dan cara mencuci baju putih yaitu memisahkan baju putih dari baju lain, hindari penggunaan sembarang deterjen, menambahkan bahan pemutih ke dalam deterjen, memakai air perasan lemon, dan lain-lain.
Kumpulan Tips dan Cara Mencuci Baju Putih
Beberapa tips ini bisa memperbaiki cara mencuci baju putih. Tips tersebut diantaranya yaitu:
1. Memisahkan baju putih dari baju lain
Langkah paling pertama yang harus Anda lakukan yaitu memisahkan baju putih dari pakaian lainnya, terutama pakaian berwarna mencolok seperti merah, biru, atau warna gelap lainnya. Sebab, jika Anda mencucinya bersamaan, warna gelap dari pakaian tersebut dapat luntur dan mengenai baju putih tersebut. Hal ini akan membuat warna baju putih menjadi kusam dan tidak bisa digunakan lagi.
2. Hindari penggunaan sembarang deterjen
Agar baju putih milik Anda terlihat bersih seperti baju baru, maka gunakan deterjen mengandung optical brighteners.
Optical brighteners merupakan kandungan dalam deterjen yang mampu meningkatkan cahaya biru dan mencegah kadar kuning agar baju tidak kusam.
Namun, perlu diingat bahwa Anda tidak boleh menuang deterjen berlebihan saat mencuci baju. Hal ini dikarenakan deterjen dapat meninggalkan sisa serat pada kain.
3. Hindari menumpuk baju putih di mesin cuci
Terkadang, banyak orang beranggapan bahwa mencuci banyak baju sekaligus dapat membuat hal menjadi praktis dan hemat waktu. Tetapi, ternyata ketika mesin cuci kelebihan beban, membuat ruang antar baju menjadi sempit. Mesin cuci akan kesulitan dalam menghilangkan noda yang menempel di baju putih.
4. Menambahkan bahan pemutih ke dalam deterjen
Cara mencuci baju putih selanjutnya yaitu dengan menambahkan bahan pemutih. Bahan ini umumnya mudah ditemukan karena kerap menjadi bumbu dapur yang penting dalam memasak.
Hanya perlu menambahkan satu gelas soda kue setiap satu kali pencucian. Tidak hanya membersihkan noda, penggunaan bahan pemutih juga dapat memaksimalkan hasil cucian sehingga tampak seperti baru.
5. Memakai air hangat
Pernahkah Anda mendengar tips mencuci pakaian berwarna putih menggunakan air hangat? Usahakan untuk menggunakan air hangat dalam mencuci baju berwarna putih. Pasalnya, air hangat dapat mempermudah proses pencucian atau pembersihan baju dari minyak, debu, dan kotoran yang menempel pada pakaian.
6. Jangan menjemur pakaian putih di bawah sinar matahari
Setiap orang pada umumnya akan mengeringkan pakaian dengan menjemurnya dibawah sinar matahari. Namun, ternyata cara tersebut dapat membuat pakaian putih menjadi cepat pudar. Anda bisa mengeringkan pakaian dengan meletakkannya di tempat yang banyak angin.
7. Bilas dengan cuka
Tips selanjutnya yaitu menggunakan larutan cuka ketika membilas pakaian putih. Anda bisa menggunakannya supaya mendapatkan hasil cucian yang maksimal. Hanya dengan menambahkan satu cangkir cuka putih ke dalam bilasan air, maka residu yang menempel pada baju akan hilang tanpa noda.
Jangan lupa untuk membilas pakaian sekali lagi menggunakan air panas untuk memastikan deterjen sudah terlepas dari serat pakaian.
8. Memakai air perasan lemon
Selain cuka, Anda juga bisa menggunakan air perasan lemon sebagai alternatif. Lemon dikenal memiliki kandungan vitamin C yang sangat tinggi. Dengan begitu, lemon dapat memutihkan sebuah pakaian. Anda hanya perlu mengiris lemon dan merebusnya dengan air. Kemudian campurkan pakaian putih dengan rebusan air lemon tersebut pada sebuah baslom. Tunggu hingga satu jam dan kemudian bilas menggunakan air bersih.
—
Itu dia tips-tips jitu yang bisa Anda terapkan dalam mencuci pakaian putih.
Ingin lebih mudah dalam mencuci pakaian putih? Jangan khawatir, Laundry 8 Palembang akan mencuci baju berwarna kamu dengan bersih dan menghilangkan semua kotoran yang menempel dengan tuntas! Klik link berikut ini untuk menggunakan layanan laundry kami.
Sumber: https://laundry8plm.com/blog/cara-mencuci-baju-putih/
Mari kita rekonstruksi proses pembuatan artikel di atas.
1. Tahap Brainstorming Awal: Menentukan Topik Utama
Laundry 8 Palembang ingin memperkenalkan layanannya kepada masyarakat Palembang, terutama orang yang sibuk dan tidak punya waktu mencuci sendiri. Konsumen memiliki beberapa masalah seperti malas atau kesulitan mencuci baju putih karena mudah kotor dan menguning. Mereka ingin solusi yang cepat, bersih, dan tidak ribet.
Dari analisis sederhana di atas, muncul ide awal untuk menulis artikel SEO tentang “Cara mencuci baju putih agar tetap bersih dan tidak menguning.”
Berdasarkan ide awal ini, muncul sejumlah turunan ide berikut.
- Cara mencuci baju putih agar tidak luntur.
- Tips agar baju putih tetap seperti baru.
- Cara menghilangkan noda pada baju putih.
- Cara mencuci baju putih tanpa pemutih.
Dari brainstorming ini, penulis kemudian masuk ke tahap riset kata kunci untuk melihat apa yang paling banyak dicari pengguna.
2. Tahap Riset Kata Kunci (Keyword Research)
Penulis kemudian menggunakan tools sederhana, seperti:
- Google Autocomplete (saran otomatis saat mengetik di kolom pencarian),
- People Also Ask di hasil pencarian Google,
- Google Keyword Planner/Google Trends/Ubersuggest.
Berikut simulasi hasil risetnya:
Hasil Pencarian Populer | Volume Bulanan (perkiraan) | Relevansi |
cara mencuci baju putih | 5.400 | ✅ Utama |
cara mencuci baju putih agar tidak menguning | 2.900 | ✅ Turunan utama |
tips mencuci baju putih | 1.600 | ✅ Turunan |
cara mencuci baju putih agar tidak luntur | 1.300 | ✅ Turunan |
cara mencuci baju putih agar bersih seperti baru | 800 | ✅ Long-tail keyword |
cara menghilangkan noda di baju putih | 700 | ✅ Variasi semantik |
deterjen untuk baju putih | 450 | ✅ Relevan |
baju putih luntur | 300 | ✅ Problem keyword |
cara mencuci baju putih dengan air hangat | 250 | ✅ Subtopik pendukung |
Dari tabel ini, penulis dapat memetakan keyword cluster, yaitu pengelompokan kata kunci utama, turunan, dan semantik pendukung.
3. Pemilihan Kata Kunci Utama dan Turunan
Jenis Keyword | Keyword | Alasan Pemilihan |
Utama (Primary) | cara mencuci baju putih | Volume tertinggi, search intent kuat, dan sesuai dengan niche brand (laundry). |
Turunan (Secondary) | cara mencuci baju putih agar tidak menguning, tips mencuci baju putih, baju putih luntur, deterjen untuk baju putih | Menjawab variasi pencarian pengguna. |
Long-tail Keyword | cara mencuci baju putih agar bebas noda, cara mencuci baju putih agar bersih seperti baru | Memberikan nilai emosional dan diferensiasi pada judul. |
LSI | pakaian putih, mencuci pakaian putih, menghilangkan noda pada baju putih | Menambah relevansi dan memperluas konteks semantik. |
Keyword Brand (CTA) | laundry Palembang, Laundry 8 Palembang | Dimasukkan di akhir artikel untuk konversi (lokal SEO). |
4. Analisis Search Intent dan Sudut Pendekatan
Setelah tahu kata kunci, penulis menentukan search intent dan sudut penulisan (angle).
Jenis Intent | Kebutuhan Pembaca | Pendekatan Tulisan |
Informational intent | Ingin tahu bagaimana cara mencuci baju putih yang benar | Edukasi praktis (step-by-step tips) |
Transactional intent | Mencari solusi cepat tanpa mencuci sendiri | Soft selling layanan Laundry 8 Palembang |
Berdasarkan analisis tersebut, sudut penulisannya dipilih adalah edukasi ringan ditambah ajakan halus menggunakan jasa laundry jika dirasa repot.
5. Menyusun Ide dan Kerangka Artikel SEO (Outline Draft)
Penulis kemudian merancang kerangka artikel dengan memperhatikan struktur SEO:
- H1 → judul utama
- H2 → subjudul utama (biasanya menampung keyword turunan)
- H3 → subjudul tambahan (variasi teknik atau tips praktis)
Berikut versi rekonstruksi realistisnya:
a. Judul (H1)
Judul yang dipilih adalah “Simak Cara Mencuci Baju Putih Agar Bebas Noda”.
Alasan pemilihan judul tersebut antara lain
- mengandung primary keyword (“cara mencuci baju putih”);
- tambahan “bebas noda” adalah frasa bernilai (value-driven phrase) yang membuat judul lebih menarik dan menjanjikan hasil.
b. Deskripsi pembuka (Intro):
Paragraf pembuka menjelaskan masalah umum audiens:
Sebagian orang malas membeli baju putih karena cepat kotor dan susah dicuci. Padahal, baju putih bisa awet asalkan tahu cara mencucinya. Artikel ini membahas cara mencuci baju putih agar tidak luntur, tidak menguning, dan tetap seperti baru.
Fungsi intro di atas antara lain
- menyisipkan keyword utama di awal;
- menangkap pain point audiens; dan
- menyiapkan ekspektasi isi artikel.
c. Struktur Subjudul (H2 – H3) dan Keyword Mapping
Judul | Keyword yang Dimasukkan | Tujuan SEO |
H2: Kumpulan Tips dan Cara Mencuci Baju Putih | cara mencuci baju putih | Repetition keyword utama dengan format natural. |
H3: 1. Pisahkan baju putih dari baju berwarna lain | baju putih luntur | Menjawab masalah “luntur” secara spesifik. |
H3: 2. Gunakan deterjen yang tepat untuk baju putih | deterjen untuk baju putih, optical brighteners | Keyword turunan + edukasi ilmiah. |
H3: 3. Jangan menumpuk baju di mesin cuci | tips mencuci baju putih | Relevansi semantik. |
H3: 4. Tambahkan bahan pemutih alami seperti soda kue | bahan pemutih alami, soda kue | Long-tail keyword. |
H3: 5. Gunakan air hangat saat mencuci | mencuci baju putih dengan air hangat | Variasi teknis (keyword varian). |
H3: 6. Hindari menjemur di bawah sinar matahari langsung | pakaian putih cepat pudar | Masalah umum, semantik turunan. |
H3: 7. Gunakan cuka atau air perasan lemon saat membilas | bilas dengan cuka, air perasan lemon | Keyword alami berbasis bahan rumahan. |
d. Penutup & CTA Soft Selling
Artikel ditutup dengan pernyataan “Ingin lebih mudah mencuci baju putih? Gunakan layanan Laundry 8 Palembang untuk hasil bersih, bebas noda, dan wangi segar!
Fungsi penutup ini antara lain
- menyisipkan brand keyword dan lokasi keyword; dan
- menyambungkan topik edukatif ke solusi praktis (transactional intent).
6. Ringkasan Alur Proses Penemuan Keyword dan Penulisan
Tahap | Aktivitas | Output |
1. Brainstorming | Menentukan topik umum: cara mencuci baju putih. | Daftar ide awal |
2. Keyword Research | Menggunakan tools keyword research. | Daftar keyword utama + turunan |
3. Keyword Mapping | Menyusun cluster: utama, turunan, semantik. | Rencana distribusi keyword |
4. Intent Analysis | Menentukan search intent: informasi + konversi | Sudut penulisan artikel |
5. Outline Building | Membuat H1, H2, H3 berdasarkan keyword | Kerangka artikel SEO |
6. Draft Writing | Menulis artikel sesuai struktur + keyword placement | Artikel lengkap |
7. Optimization | Menyunting untuk readability & CTA | Artikel siap tayang |
Proses di atas menunjukkan bahwa artikel “Simak Cara Mencuci Baju Putih Agar Bebas Noda”
- lahir dari kombinasi riset kata kunci;
- pemahaman pain point audiens, dan
- integrasi tujuan bisnis lokal (Laundry 8 Palembang).
Artikel ini tidak hanya menjawab pertanyaan “bagaimana mencuci baju putih”, tapi juga dengan cerdas menawarkan solusi praktis: gunakan layanan laundry kami.
Latihan Mandiri: Riset Kata Kunci untuk Brand Anda
Sekarang coba praktikkan. Pilih satu brand (milik sendiri atau UMKM orang lain) dan lakukan langkah-langkah berikut:
- Tuliskan 10 pertanyaan yang sering diajukan calon pelanggan.
- Cari kata kunci relevan menggunakan Google Suggestion atau Related Search.
- Tentukan 1 keyword utama dan 3 keyword turunan.
- Buat ide judul artikel dan 3 subjudul yang sesuai dengan keyword tersebut.
Melalui latihan ini, Anda akan belajar menulis bukan berdasarkan intuisi semata, tetapi berdasarkan data yang benar-benar berasal dari perilaku audiens.
Kesimpulan
Menentukan kata kunci bukan sekadar pekerjaan teknis, melainkan bentuk empati digital. Dengan memahami kata kunci, kita belajar memahami cara audiens berpikir, berbicara, dan mencari solusi di internet.
Kata kunci yang baik bukan hanya yang sering dicari, tetapi yang paling relevan dengan nilai dan solusi yang ingin ditawarkan brand. Gunakan kombinasi antara keyword utama dan turunan secara alami, tanpa berlebihan.
Ingatlah, SEO bukan sekadar mengejar algoritma, melainkan memahami manusia. Ketika tulisan kita benar-benar menjawab kebutuhan pembaca, algoritma akan mengikuti dengan sendirinya.
Kata kunci adalah peta. Artikel kita adalah perjalanan. Pastikan setiap langkahnya membawa pembaca ke tujuan yang mereka cari. Selamat melakukan riset kata kunci.
Penulis: Sony Christian Sudarsono | Editor: Benedikta Haryanti | Gambar: Freepik