Selain Prinsip Kerja Sama (PK), dikenal pula Prinsip Kesopanan (Politeness Principles, berikutnya disebut PS). Berbahasa tidak hanya sebatas supaya pertukaran informasi dapat berjalan dengan kooperatif, melainkan juga supaya peserta tutur mendapatkan penghargaan atas partisipasinya dalam aktivitas berbahasa.
Oleh karena itu, Leech (1983) merumuskan prinsip kesopanan dengan enam maksim, yaitu maksim kearifan (tact maxim), maksim pujian (generosity maxim), maksim kedermawanan (approbation maxim), maksim kerendahan hati (modesty maxim), maksim kesepakatan (agreement maxim), dan maksim simpati (sympathy maxim).
Sikap saling menghargai antarpeserta tutur ini diharapkan menciptakan relasi yang harmonis. Penghargaan antarpeserta tutur tersebut berhubungan dengan keuntungan-kerugian, rasa hormat, kesepakatan, dan rasa simpati.
Maksim kearifan dan kedermawanan berkaitan dengan keuntungan dan kerugian diri sendiri dan orang lain. Maksim kearifan menuntut para peserta tutur untuk memaksimalkan kuntungan orang lain dan meminimalkan kerugian orang lain. Sebaliknya, maksim kedermawanan menuntut para peserta tutur untuk meminimalkan keuntungan diri sendiri dan memaksimalkan kerugian diri sendiri.
Maksim pujian dan kerendahan hati berkaitan dengan rasa hormat kepada diri sendiri dan orang lain. Maksim pujian menuntut para peserta tutur untuk memaksimalkan rasa hormat kepada orang lain dan meminimalkan rasa tidak hormat kepada orang lain. Maksim kerendahan hati menuntut para peserta tutur untuk meminimalkan rasa hormat kepada diri sendiri dan memaksimalkan rasa tidak hormat kepada diri sendiri.
Maksim kesepakatan berkaitan dengan persetujuan antara penutur dan mitra tutur. Maksim kesepakatan menuntut para peserta tutur untuk memaksimalkan kecocokan antara penutur dan mitra tutur dan meminimalkan ketidakcocokan antara penutur dengan mitra tutur.
Maksim simpati berkaitan dengan cara partisipan tutur merasakan perasaan orang lain. Maksim simpati menuntut para peserta tutur untuk memaksimalkan rasa simpati dan meminimalkan rasa antipati.
Ringkasan tentang PS dapat dilihat dalam tabel berikut.
Maksim Kearifan dan Kedermawanan
Peserta Tutur | Keuntungan | Kerugian |
Orang lain (Kearifan) | Maksimal | Minimal |
Diri Sendiri (Kedermawanan) | Minimal | Maksimal |
Maksim Pujian dan Kerendahan Hati
Peserta Tutur | Rasa Hormat | Rasa Tidak Hormat |
Orang lain (Pujian) | Maksimal | Minimal |
Diri Sendiri (Kerendahan Hati) | Minimal | Maksimal |
Maksim Kesepakatan dan Simpati
Maksim | Kesepakatan antara penutur dan mitra tutur | Ketidakcocokan antara penutur dan mitra tutur |
Kesepakatan | Maksimal | Minimal |
Maksim | Rasa simpati | Rasa antipati |
Simpati | Maksimal | Minimal |
Contoh (1)—(4) secara berturut-turut merupakan contoh tuturan yang mematuhi maksim kearifan dan kedermawanan, maksim pujian dan kerendahan hati, maksim kesepakatan, dan maksim simpati.
(1) A : Ini sudah jam makan, mari makan dulu di rumah saya. (Maksim Kearifan)
B : Terima kasih, saya makan di rumah saya saja.
(Maksim Kedermawanan)
(2) A : Kamu cantik sekali.
(Maksim Pujian)
B : Terima kasih, banyak yang lebih cantik daripada saya.
(Maksim Kerendahan hati)
(3) A : Dia pandai sekali ya.
B : Iya, dia sangat pandai. (Maksim Kesepakatan)
(4) A : Selamat menempuh hidup baru. (Maksim Simpati)
Tuturan A pada contoh (1) sesuai dengan maksim kearifan karena penutur memaksimalkan keuntungan orang lain, dan meminimalkan kerugian orang lain dengan menawari B untuk makan di rumah A. Sementara itu, tuturan B pada contoh (1) sesuai dengan maksim kedermawanan karena penutur memaksimalkan kerugian diri sendiri, dan meminimalkan keuntungan diri sendiri dengan memilih makan di rumah B sendiri.
Tuturan A pada contoh (2) sesuai dengan maksim pujian karena A memaksimalkan rasa hormat kepada B dan meminimalkan rasa tidak hormat kepada B dengan memuji kecantikan B. Sementara itu, tuturan B sesuai dengan maksim kerendahan hati karena B menganggap masih banyak yang lebih cantik dari dirinya
Tuturan B pada contoh (3) sesuai dengan maksim kesepakatan karena isi tuturannya menyatakan persetujuan atau kesepakatan terhadap tuturan A. Sementara itu, tuturan A dalam contoh (4) sesuai dengan maksim simpati harena A memberikan rasa simpati kepada mitra bicaranya.
Penulis: Sony Christian Sudarsono | Editor: Benedikta Haryanti