kelakar

Partisipan tutur yang sudah memiliki keakraban yang cukup tinggi, justru sering seakan-akan melanggar Prinsip Kesopanan (PS) demi terakomodasinya Prinsip Kerja Sama (PK). Artinya, dia melakukan ketidaksopanan semu (mock impoliteness). Hal ini disebut kelakar.

Leech menjelaskan prinsip kelakar dengan pernyataan untuk menunjukkan solidaritas dengan mitra tutur, penutur bisa mengatakan sesuatu yang jelas tidak benar dan jelas tidak sopan kepada mitra tutur. Apa yang dikatakan oleh penutur tidak sopan terhadap mitra tutur dan jelas tidak benar. Karena itu, apa yang sesungguhnya dimaksud oleh penutur adalah sopan buat mitra tutur dan benar adanya.

Kelakar sering dilakukan oleh para peserta tutur yang memiliki jarak sosial yang relatif dekat. Leech mengatakan bila hubungan semakin akrab, kebutuhan akan sopan santun semakin berkurang. Dengan kata lain kurangnya sopan santun menjadi tanda keakraban. Karena itu pula, kemampuan bersikap tidak sopan terhadap orang lain secara berkelakar mendorong terwujudnya atau terpeliharanya hubungan akrab tersebut.

Contoh tindak tutur berkelakar adalah meledek. Meledek merupakan tindakan mencela atau menunjukkan kekurangan mitra tutur tetapi dilakukan dalam situasi yang akrab sehingga mitra tutur tidak merasa tersinggung. Meledek bisa diwujudkan dengan mengejek dan merendahkan mitra tutur.

Misalnya, ada teman yang buruk rupanya, tetapi dia berhasil menggaet seorang wanita cantik untuk dijadikan istri. Kemudian temannya mengatakan tuturan (1) berikut.

(1)   A   :  Hebat benar kamu. Muka Tukul Arwana tetapi bisa meminang wanita secantik Luna Maya.

Contoh orang yang memiliki kemampuan kelakar yang baik adalah Andy Noya, pembawa acara “Kick Andy” di MetroTV. Berikut ditampilkan cupkikan dialog dalam acara Kick Andy yang dikutip dari artikel “Strategi Ketidaksantunan Semu (Mock Impoliteness) dalam Wacana Dialog Kick Andy di Metro TV” karya Agung Pramujiono yang dimuat di prosiding Kolita 10. Dialog (2) antara Andy dan Jusuf Kalla dan dialog (3) antara Andy dan Prabowo Subianto.

(2) AN  : Pernah nggak Pak SBY misalnya menegur Anda dengan caranya?

     JK   :  O.. Belum pernah seingat saya empat setengah tahun tidak pernah beliau tegur saya.

     AN  :  Atau mungkin Anda karena dari Bugis kurang sensitif terhadap budaya Jawa. Apa mungkin ada body language yg mungkin Anda tidak bisa baca itu? Kan nggak mungkin orang Jawa biasanya nggak menegur langsung tapi dengan bahasa tubuh. Anda nggak bisa baca itu?

(3) AN  :  Pak Prabowo dalam banyak kesempatan, Anda mengenakan baju safari ala Bung Karno. Hari ini aja saya lihat nggak bagus Anda. Nah apa makna baju itu buat Anda sebenarnya. Ada arti tersendiri atau memang baju Anda cuma itu?

     PS   : E.. Ha ha ha…

Penulis: Sony Christian Sudarsono | Editor: Benedikta Haryanti | Gambar: Freepik

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *