klausa kalimat

Apa bedanya klausa dengan kalimat. Deretan kata Anto berenang di sungai itu merupakan klausa atau kalimat?

Klausa adalah satuan gramatikal yang bersifat predikatif. Satuan lingual ini melibatkan predikat sebagai unsur intinya. Artinya ada unsur dalam satuan gramatikal tersebut yang mengisi fungsi predikat. Oleh karena itu, klausa sekurang-kurangnya terdiri atas dua kata yang mengandung hubungan fungsional subjek-predikat dan secara fakultatif dapat diperluas dengan beberapa fungsi yang lain seperti objek dan keterangan.

Pengertian klausa sering mengalami silang pengertian dengan kalimat. Sebenarnya permasalahnnya ada pada keberadaan unsur segmental dan suprasegmental. Klausa tidak mengenal unsur suprasegmental seperti intonasi. Yang lebih ditekankan pada klausa adalah unsur-unsur dasar yang bersifat segmental, sedangkan kalimat terdiri atas unsur segmental dan unsur suprasegmental.

Walaupun demikian klausa dan kalimat memang memiliki hubungan yang sangat erat. Sebuah kalimat tunggal terdiri dari satu klausa dan kalimat majemuk terdiri dari dua atau lebih klausa. Oleh karena itu, secara sederhana Kamus Linguistik mengatakan bahwa klausa adalah kelompok kata yang yang sekurang-kurangnya memiliki subjek dan predikat dan berpotensi sebagai kalimat.

Ketika diintonasikan, klausa akan berganti status menjadi kalimat. Pertanyaannya, intonasi yang seperti apa?

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang meng­­­­ungkapkan pikiran yang utuh. Kalimat itu memiliki ciri sebagai berikut. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan de­ngan intonasi akhir yang diikuti kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan atau asimilasi bunyi atau proses fonologis lainnya.

Dalam wu­jud tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapi­tal dan diakhiri dengan tanda ti­tik (.), tanda tanya (?), atau tan­da seru (!); sementara itu di dalamnya disertakan pula ber­bagai tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), tanda pisah (─), dan spasi. Tanda ti­tik, tanda tanya, dan tanda seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda ba­­­ca lainnya sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru melambangkan kesenyapan.

Kalimat dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Berdasarkan unsur pembentuknya kalimat dibedakan menjadi kalimat berklausa dan kalimat tidak berklausa. Berdasarkan jumlah klausanya, kalimat dibedakan menjadi kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat majemuk sendiri masih dapat dibendakan menjadi kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa klausa merupakan unsur langsung pembentuk kalimat. Klausa ditambah dengan unsur suprasegmental berupa intonasi dan lagu akhir akan menjadi kalimat (berklausa).

Penulis: Sony Christian Sudarsono | Editor: Benedikta Haryanti | Gambar: Freepik

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *