Bagaikan tata surya, kalimat memiliki matahari sebagai pusatnya. “Matahari” itu disebut predikat. Predikatlah yang akan menentukan siapa saja yang berhak menjadi pendampingnya.
Predikat adalah konstituen inti dalam kalimat berklausa. Predikat merupakan bagian kalimat yang memberi penjelasan tentang subjek. Dalam kalimat bahasa Indonesia, predikat biasanya diisi oleh verba. Namun, dalam kasus tertentu, predikat juga dapat berupa adjektiva, nomina, numeralia, dan frasa preposisional.
Predikat Berupa Verba
Predikat yang diisi oleh verba sekurang-kurangnya dapat menyatakan tiga makna, yaitu tindakan, proses, dan keadaan. Setiap makna yang dihasilkan bergantung pada jenis verbanya, yaitu verba tindakan, verba proses, dan verba keadaan. Perhatikan contoh berikut. Bagian yang digaris bawah adalah predikat.
(1) Indonesia mengalahkan Malaysia.
(2) Daun-daun itu menguning.
(3) Kucingku sudah mati.
Kalimat (1) memiliki predikat berupa verba tindakan, yaitu mengalahkan. Kalimat (2) berpredikat berupa verba proses, yaitu menguning. Sementara itu, dalam kalimat (3) frasa sudah mati yang merupakan verba keadaan mengisi fungsi predikat.
Predikat yang diisi oleh nomina menyatakan makna atribut. Kalimat yang dihasilkan disebut kalimat nominal. Perhatikan contoh berikut. Bagian yang digaris bawah adalah predikat.
(4) Kakekku seorang tentara.
(5) Nenekku penjual roti.
(6) Pancasila asas Indonesia.
Predikat seperti ini tidak ditemukan dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa Inggris, sebuah kalimat harus mengandung verba atau sekurang-kurangnya verba bantu seperti is, am, dan are. Sementara itu, dalam bahasa Indonesia, kata kerja bantu seperti itu tidak ada.
Kemungkinan lain adalah menyisipkan verba kopula seperti adalah, ialah, dan merupakan antara dua nomina dalam kalimat nominal tersebut. Perhatikan contoh berikut.
(4a) Kakekku adalah seorang tentara.
(5a) Nenekku ialah penjual roti.
(6a) Pancasila merupakan asas Indonesia.
Predikat Berupa Adjektiva
Predikat yang diisi oleh adjektiva menyatakan makna keadaan. Makna keadaan yang dihasilkan oleh predikat berupa adjektiva berbeda dengan makna keadaan yang dihasilkan oleh verba keadaan.
Predikat berupa adjektiva umumnya menyatakan kualitas sehingga dapat dijelaskan dengan adverbia perbandingan seperti kurang, lebih, sangat, dan paling, sementara predikat berupa verba keadaan tidak dapat demikian. Perhatikan contoh berikut.
(7) Roni sangat bahagia.
(8) Rumah itu megah.
(9) Benteng ini cukup kuat.
Predikat Berupa Nomina
Nomina dalam kalimat berpredikat adjektiva umumnya bersifat definit. Hal tersebut ditandai dengan hadirnya demonstrativa ini, itu, atau tersebut.
Sementara itu, jika nominanya tidak bersifat definit, gabungan antara nomina dan adjektiva tersebut hanya akan menghasilkan satuan kebahasaan berupa frasa. Bandingkan kalimat (8) dan (9) di atas dengan contoh berikut.
(8a) Rumah megah
(9a) Benteng cukup kuat
Predikat Berupa Numeralia
Predikat yang diisi numeralia menyatakan makna jumlah dan urutan. Jumlah tersebut bisa tentu bisa juga tak tentu. Perhatikan contoh berikut.
(10) Baju yang kubawa dua.
(11) Mahasiswa yang ikut banyak.
(12) Aku pertama.
Kata dua dalam kalimat (10) dan banyak dalam kalimat (11) mengisi fungsi predikat. Keduanya berkelas kata numeralia dan menyatakan makna jumlah. Sementara itu, kata pertama dalam kalimat (12) menyatakan urutan.
Predikat Berupa Frasa Preposisional
Predikat yang diisi frasa preposisional menyatakan makna keberadaan, asal, dan tujuan. Preposisi yang biasa digunakan adalah di, ke, dari, dan untuk. Perhatikan contoh berikut.
(13) Tika di rumah.
(14) Tiwi ke pasar.
(15) Tini dari sawah.
(16) Buku ini untuk Tina.
Sama seperti kalimat berpredikat nomina, kalimat dalam bahasa-bahasa Indo-Eropa seperti bahasa Inggris tidak mengenal predikat berupa adjektiva, numeralia, dan frasa preposisional. Apabila dicermati lebih lanjut, ada pelesapan verba dalam kalimat berpredikat adjektiva, numeralia, dan frasa preposisional dalam bahasa Indonesia. Perhatikan contoh berikut.
(10a) Baju yang kubawa berjumlah dua.
(11b) Mahasiswa yang ikut ada banyak.
(12c) Aku adalah yang pertama.
(13) Tika berada di rumah.
(14) Tiwi pergi ke pasar.
(15) Tini datang dari sawah.
(16) Buku ini diberikan untuk Tina.
Penulis: Sony Christian Sudarsono | Editor: Benedikta Haryanti | Gambar: Freepik