adverbia bahasa Indonesia

Adverbia disebut juga kata keterangan. Dengan demikian, adverbia dalam bahasa Indonesia memiliki fungsi menerangkan atau menjadi pewatas, baik pada tataran frasa, kalimat, dan wacana. 

Baca juga: Kelas Kata Bahasa Indonesia

Adverbia pada Tataran Frasa

Adverbia bahasa Indonesia pada tataran frasa adalah kelas kata yang berfungsi menjelaskan verba, adjektiva, dan adverbia lain. Misalnya:

(1) Dia sering tidur di kelas.
(2) Gadis itu sangat cantik.
(3) Kami hampir selalu dimarahi setiap pagi.

Pada contoh (1) adverbia sering memberi penjelasan frekuensi bagi verba tidur. Konstruksi tersebut membentuk frasa verbal.

Pada contoh (2) adverbia sangat memberi keterangan intensitas bagi adjektiva cantik. Konstruksi tersebut membentuk frasa adjektival.

Pada contoh (3) adverbia hampir menjelaskan adverbia selalu. Konstruksi tersebut membentuk frasa adverbial.

Adverbia pada Tataran Kalimat

Adapun, adverbia bahasa Indonesia dalam tataran kalimat adalah kata yang menerangkan fungsi-fungsi sintaksis dalam kalimat. Misalnya:

(4) Guru saja tidak dapat menjawab soal itu.
(5) Saya mau makan nasi saja.
(6) Ia merokok hampir lima bungkus sehari.
(7) Dia sering ke luar negeri, tetapi hanya ke Malaysia.

Pada contoh (4) adverbia saja menerangkan subjek guru. Sementara itu, pada contoh (5) adverbia saja menjelaskan objek nasi. Sama dengan contoh (5), adverbia hampir pada contoh (6) menerangkan objek lima bungkus. Terakhir, adverbia hanya pada contoh (7) menerangkan predikat ke Malaysia.    

Adverbia pada Tataran Wacana

Sementara itu, adverbia bahasa Indonesia dalam tataran wacana adalah kata katerangan yang mengawali sebuah wacana. Perhatikan tiga paragraf berikut.

Adapun, dalam perjalanan sejarah suatu bangsa, kita menemukan momen-momen yang memberikan fondasi kuat bagi perkembangan budaya dan identitas nasional. Adapun, peristiwa-peristiwa penting tersebut menjadi tonggak bersejarah yang membentuk karakter suatu masyarakat. Contohnya, pada masa kemerdekaan, perjuangan dan semangat patriotisme menjadi pilar utama yang menyatukan rakyat dalam mencapai cita-cita bersama. Memahami akar sejarah adalah kunci untuk memahami jati diri dan nilai-nilai yang membentuk suatu bangsa.

Alkisah, di sebuah desa kecil yang tersembunyi di antara bukit-bukit hijau, hiduplah seorang petani yang sederhana. Desa itu dikelilingi oleh sawah-sawah yang menghijau, dan langit yang cerah selalu menyinari setiap hari. Petani itu, dengan tekun dan penuh kasih sayang, merawat tanamannya setiap pagi hingga senja tiba. Dalam kesederhanaannya, petani itu menjadi bagian tak terpisahkan dari alam dan keseimbangan yang indah di desanya.

Syahdan, di tengah hiruk-pikuk kehidupan perkotaan, masih ada tempat-tempat yang menawarkan ketenangan dan keindahan alam. Terpencil di lereng gunung, hutan pinus memayungi jalur hiking yang jarang dilalui. Suara gemericik air sungai mengalir membawa kesegaran dan kesejukan di sepanjang perjalanan. Di sini, kita dapat melupakan sejenak hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari dan meresapi keindahan alam yang masih asli.

Adverbia adapun, alkisah, dan syahdan dalam ketiga contoh di atas berfungsi menandai awal sebuah wacana atau paragraf. 

Jenis Adverbia Bahasa Indonesia Berdasarkan Maknanya (Semantis)

Secara semantis, adverbia bahasa Indonesia dibedakan menjadi 

(a) adverbia aspek,
(b) adverbia waktu
(c) adverbia modalitas,
(d) adverbia kuantitas,
(e) adverbia frekuentatif,
(f) adverbia kualitas,
(g) adverbia perbandingan,
(h) adverbia limitatif,
(i) adverbia negasi,
(j) adverbia penegas, dan
(k) adverbia eksistensial. 

Adverbia Aspek

Aspek dalam tata bahasa merujuk pada cara suatu tindakan atau keadaan dilihat dalam hubungannya dengan waktu. Aspek dapat menggambarkan durasi, kelanjutan, atau kelengkapan tindakan. Dengan demikian, adverbia aspek menerangkan apakah sesuatu yang diwatasinya sedang berlangsung, telah berlangsung, atau akan berlangsung. Misalnya, sedang, lagi, masih, sudah, telah, dan akan.

Keberlangsungan

Aspek keberlangsungan atau progresif menunjukkan tindakan atau keadaan yang sedang berlangsung pada suatu titik waktu tertentu. Ini menekankan durasi atau kelanjutan dari tindakan tersebut. Adverbia jenis ini meliputi sedang, lagi, dan masih. Perhatikan penggunaannya dalam contoh-contoh kalimat berikut.

Saya sedang mengerjakan tugas sekolah
Mereka sedang bermain di taman.
Dia lagi membaca buku di perpustakaan.
Kami lagi menikmati liburan di pantai.
Saya masih bekerja di proyek itu.
Mereka masih berada di perjalanan pulang.

Sempurna

Aspek sempurna menunjukkan bahwa tindakan atau keadaan telah selesai pada suatu titik waktu tertentu. Ini menekankan pada hasil atau kesempurnaan tindakan tersebut. Adverbia jenis ini meliputi telah dan sudah. Perhatikan penggunaannya dalam contoh-contoh kalimat berikut.

Mereka telah menyelesaikan proyek besar itu
Saya telah membaca buku tersebut.
Mereka sudah pulang dari perjalanan
Saya sudah makan malam.

Mendatang

Aspek masa depan menunjukkan bahwa tindakan atau keadaan akan terjadi di masa yang akan datang. Ini membicarakan tentang peristiwa yang belum terjadi pada saat pembicaraan. Adverbia jenis ini meliputi akan dan hendak. Perhatikan penggunaannya dalam contoh-contoh kalimat berikut.

Besok, saya akan pergi ke pesta ulang tahun teman saya
Mereka akan menyelesaikan proyek besar itu minggu depan.
Dia hendak mengunjungi keluarganya di kampung halaman
Kami hendak merayakan perayaan tahun baru bersama-sama.

Adverbia Waktu

Adverbia waktu menyatakan saat sesuatu yang diwatasinya. Dengan menggunakan adverbia waktu, pembicara dapat menyampaikan informasi yang lebih rinci tentang kapan suatu peristiwa terjadi, memberikan pemahaman yang lebih baik tentang konteks temporal dalam kalimat. Misalnya, baru, segera, lekas, sekarang, besok, lusa, kemarin, dan malam-malam. Perhatikan penggunaannya dalam contoh-contoh kalimat berikut.

Mereka baru saja tiba dari perjalanan
Saya baru menerima kabar tersebut.
Saman segera menyelesaikan pekerjaan ini
Ayo lekas pulang, cuaca buruk akan segera datang.

Adverbia Modalitas

Adverbia modalitas menyatakan sikap atau suasana pembicara tentang sesuatu yang diwatasinya. Modalitas yang dimaksud bisa menyatakan kemungkinan, harapan, keinginan, kemauan, keharusan, dan izin, dan keniscayaan. Misalnya, mungkin, bisa, dapat, semoga, ingin, mau, harus, boleh, jangan, dan pasti.

Harapan

Adverbia berupa modalitas harapan mengekspresikan aspirasi pembicara terhadap suatu kejadian atau situasi tertentu. Dalam konteks ini, pembicara menyampaikan intensi mereka terhadap masa depan. Adverbia jenis ini misalnya semoga dan mudah-mudahan. Perhatikan penggunaannya dalam contoh-contoh kalimat berikut.

Semoga cuaca cerah saat pesta nanti
Semoga kita semua sukses dalam ujian besok.
Mudahmudahan proyek ini dapat selesai tepat waktu
Mudahmudahan acara berjalan lancar.

Keinginan

Adverbia berupa modalitas keinginan berkaitan dengan ekspresi niat pembicara terhadap suatu tindakan atau keadaan. Adverbia jenis ini misalnya ingin dan mau. Perhatikan penggunaannya dalam contoh-contoh kalimat berikut.

Saya ingin belajar bahasa baru
Mereka ingin merayakan ulang tahun di luar kota.
Saya mau mencoba menu baru di restoran ini
Mereka mau mengunjungi tempat wisata yang populer.

Kemungkinan 

Adverbia berupa modalitas kemungkinan berkaitan dengan ekspresi derajat peluang suatu pernyataan atau kejadian. Ini digunakan untuk menyatakan sejauh mana suatu hal dianggap mungkin atau tidak mungkin terjadi. Dalam konteks ini, pembicara menyampaikan keyakinan atau penilaian mereka terhadap tingkat peluang terjadinya suatu proposisi, tindakan, atau peristiwa. Adverbia jenis ini misalnya mungkin dan barangkali. Perhatikan penggunaannya dalam contoh-contoh kalimat berikut.

Mungkin hujan besok
Dia mungkin sudah pulang.
Barangkali mereka akan datang ke pesta
Barangkali kita dapat menyelesaikan proyek ini lebih cepat.

Keharusan

Adverbia berupa modalitas keharusan menunjukkan keperluan, kewajiban, atau kemutlakan atas suatu tindakan. Ini mencakup ekspresi yang menunjukkan suatu tindakan yang diperlukan atau suatu kondisi yang harus dipenuhi. Adverbia jenis ini misalnya harus, perlu dan usah. Perhatikan penggunaannya dalam contoh-contoh kalimat berikut.

Siswa-siswa harus mengumpulkan tugas pada waktu yang ditentukan
Kita harus mematuhi peraturan yang berlaku di tempat kerja.
Anda perlu membuat janji sebelum datang ke kantor kami
Saya perlu menyelesaikan rapor mingguan.

Keniscayaan

Adverbia berupa modalitas keniscayaan menunjukkan tingkat keyakinan atau kepastian pembicara terhadap suatu pernyataan atau proposisi. Dalam konteks ini, pembicara menyatakan sejauh mana mereka yakin bahwa suatu peristiwa atau pernyataan adalah kenyataan. Adverbia jenis ini misalnya pasti, niscaya, dan tentu. Perhatikan penggunaannya dalam contoh-contoh kalimat berikut.

Saya pasti akan datang ke pesta ulang tahunmu
Hasil tesnya pasti memuaskan.
Dengan usaha keras, niscaya kita akan mencapai tujuan bersama
Jika dia bekerja cerdas, niscaya dia akan sukses.
Saya tentu akan membantu Anda
Dia tentu tahu cara menyelesaikan masalah ini.

Izin

Adverbia berupa modalitas izin berkaitan dengan pemberian persetujuan atau perkenanan terhadap suatu tindakan. Dalam konteks ini, pembicara menyatakan bahwa suatu tindakan dibolehkan atau dilarang untuk dilakukan. Adverbia jenis ini misalnya boleh dan jangan. Perhatikan penggunaannya dalam contoh-contoh kalimat berikut.

Anda boleh menggunakan laptop di perpustakaan
Anak-anak boleh bermain di taman ini.
Jangan sentuh barang-barang di etalase
Jangan lupa mengunci pintu sebelum pergi.

Kemampuan

Adverbia berupa modalitas kemampuan menyatakan sikap kesanggupan dari hal yang dibicarakan. Dengan modalitas kemampuan, subjek yang dibicarakan digambarkan mampu atau sanggup melakukan sesuatu. Predikasi kalimat pada modalitas kemampuan menggambarkan ciri kepotensialan mengenai perbuatan habitual atau perbuatan yang dapat berulang. Adverbia jenis ini misalnya bisa dan dapat. Perhatikan penggunaannya dalam contoh-contoh kalimat berikut.

Saya bisa berbicara dalam beberapa bahasa
Anak-anak bisa mengikuti kelas seni lukis.
Dia dapat menyelesaikan tugas ini dalam waktu singkat
Kita dapat mengatasi masalah ini bersama-sama.

Adverbia Kuantitas

Adverbia kuantitas adalah kategori adverbia yang memberikan informasi tambahan tentang sejauh mana atau dalam jumlah berapa suatu tindakan atau keadaan terjadi. Kata keterangan kuantitas memberikan jawaban terhadap pertanyaan seperti “seberapa banyak?”. Misalnya, banyak, cukup, sedikit, dan kira-kira. Perhatikan penggunaannya dalam contoh-contoh kalimat berikut.

Pengusaha itu sudah banyak mengeluarkan modal.
Cederanya cukup parah.
Keuntungan perusahaan sedikit bertambah sejak kebijakan baru diterapkan.
Jumlah penonton yang hadir kira-kira 1.000 orang.

Adverbia Frekuentatif

Adverbia frekuentatif adalah adverbia yang digunakan untuk menyatakan seberapa sering suatu tindakan atau keadaan terjadi. Kata keterangan semacam ini membantu memberikan informasi tambahan tentang frekuensi atau kebiasaan suatu peristiwa. Misalnya, kadang, jarang, sering, kerap, selalu, kembali, terus, dan lagi. Perhatikan penggunaannya dalam contoh-contoh kalimat berikut.

​​Saya kadang membaca buku sebelum tidur
Mereka jarang mengadakan pertemuan rutin.
Dia sering datang ke pesta
Hujan kerap terjadi di daerah ini.
Dia selalu membantu orang lain
Ia selalu datang tepat waktu.
Hujan turun lagi malam ini.
Mereka terus bekerja keras untuk mencapai target penjualan.

Adverbia Kualitas

Adverbia kualitas menjelaskan sifat atau mutu sesuatu yang diwatasinya. Kualitas mutu tersebut dapat digradasi. Ada gradasi yang lemah (atenuatif) seperti agak, cukup, hampir, dan nyaris; ada pula yang menunjukkan peningkatan mutu (augmentatif) seperti kian dan makin. Ada yang menyatakan intensitas mutu yang tegas (intensif) seperti sungguh dan betul; ada yang mengungkapkan mutu yang tinggi (elatif) seperti sangat, amat, dan sekali. Terdapat pula adverbia kualitas yang menunjukkan taraf melebihi batas (eksesif) seperti terlampau dan terlalu. Perhatikan penggunaannya dalam contoh-contoh kalimat berikut.

Rumah Budi agak besar.
Mobil Caca cukup murah.
Proyek itu hampir selesai.
Kinerja Doni kian baik.
Larinya sungguh cepat.
Novel itu sangat tebal.
Penampilan Endang terlampau menawan.

Baca juga: Pertarafan dan Perbandingan Adjektiva Bahasa Indonesia

Adverbia Perbandingan

Adverbia perbandingan menunjukkan tingkatan komparasi sesuatu yang diwatasinya. Misalnya, sama, kurang, lebih, dan paling. Perhatikan penggunaannya dalam contoh-contoh kalimat berikut.

Rumah Siska dan rumah Yuni sama besarnya.
Rumah Andi lebih besar daripada rumah Rudi.
Rumah Satya paling besar di antara rumah-rumah lain di desanya.

Adverbia Limitatif

Adverbia limitatif merujuk pada kata keterangan yang digunakan untuk membatasi atau mempersempit makna suatu pernyataan atau tindakan. Kata keterangan semacam itu dapat mengarahkan perhatian pada ruang lingkup atau batasan tertentu dalam suatu konteks. Jadi, adverbia limitatif menyatakan pembatasan sesuatu yang diwatasinya. Misalnya, hanya, saja, dan sekadar. Perhatikan penggunaannya dalam contoh-contoh kalimat berikut.

Hanya dia yang tahu rahasia itu.
Saya akan makan nasi saja.
Pardi sekadar bergurau untuk mencairkan suasana.

Adverbia Cara

Adverbia cara adalah jenis kata keterangan yang memberikan informasi tentang bagaimana suatu tindakan dilakukan atau bagaimana suatu keadaan terjadi. Kata keterangan ini memberikan penjelasan tentang cara atau metode suatu peristiwa atau tindakan dilakukan. Misalnya, diam-diam dan secepatnya. Perhatikan penggunaannya dalam contoh-contoh kalimat berikut.

Dia mencuri kue dari dapur diamdiam
Mereka bertemu diamdiam di sudut taman.
Harap kirimkan laporan ini secepatnya
Saya akan menyelesaikan pekerjaan ini secepatnya.

Adverbia Negasi

Adverbia negasi adalah kata keterangan yang digunakan untuk menyatakan pengingkaran pada suatu pernyataan atau tindakan. Kata keterangan ini membantu menyampaikan informasi tentang ketidaksetujuan, penolakan, atau kebalikan dari suatu pernyataan positif. Dengan kata lain, adverbia negasi membantu mengubah makna pernyataan atau tindakan menjadi negatif. Misalnya, tidak, bukan, jangan, belum, dan enggan. Perhatikan penggunaannya dalam contoh-contoh kalimat berikut.

Saya tidak suka makanan pedas
Mereka tidak datang ke pesta.
Ini bukan pekerjaan saya
Itu bukan rumah mereka.
Jangan sentuh barang-barang itu
Jangan lupa mengunci pintu.
Saya belum membaca bukunya
Mereka belum kembali dari liburan.
Dia enggan memberikan jawaban
Mereka enggan mengikuti aturan baru.

Adverbia Penegas

Adverbia penegas adalah jenis adverbia yang digunakan untuk memberikan penekanan atau pemberatan pada suatu pernyataan dalam kalimat. Kata keterangan jenis ini membantu mengubah atau memperkuat makna kalimat dengan menyoroti aspek tertentu atau memberikan intensifikasi pada pernyataan yang diungkapkan. Beberapa contoh adverbia penegas meliputi justru, malah, bahkan, lebih-lebih, apalagi, dan lagi pula. Perhatikan penggunaannya dalam contoh-contoh kalimat berikut.

Saya tidak membenci dia, justru saya sangat mencintainya.
Fifi setelah minum obat tidak kunjung sembuh, malah makin sakit.
Serangan Real Madrid bahkan terus meningkat kendati sudah unggul 2-0.
Perusahaan besar mengalami kerugian pada masa krisis ini, lebihlebih UMKM.
Awal cerita di film itu sangat menarik, apalagi akhir ceritanya yang penuh kejutan.
Saya tidak suka makanan pedas, lagi pula saya punya alergi cabai.

Adverbia Eksistensial

Adverbia eksistensial merupakan adverbia yang menyatakan makna keberadaan. Kata keterangan ini menunjukkan bahwa suatu peristiwa atau keadaan benar-benar terjadi atau ada. Misalnya, adapun, alkisah, konon, dan syahdan. Perhatikan penggunaannya dalam contoh-contoh kalimat berikut.

Adapun buah-buahan ini adalah hasil panen sendiri
Adapun rencana kedepannya adalah meningkatkan produktivitas.
Alkisah, ada seorang pria yang hidup di desa kecil
Alkisah, suatu hari terjadi kejadian aneh di kota ini.
Syahdan, dia muncul di tengah-tengah pertemuan itu
Syahdan, proyek tersebut ternyata lebih rumit dari yang diperkirakan.

Jenis Adverbia Bahasa Indonesia Berdasarkan Bentuknya (Morfologis)

Berdasarkan bentuknya, adverbia dapat dibedakan menjadi empat, yaitu adverbia (i) berupa kata dasar, (ii) berupa kata berimbuhan, dan (iii) berupa kata ulang.

Kata Dasar

Adverbia berupa kata dasar contohnya antara lain hanya, lebih, hampir, selalu, paling, dan pasti. Kata-kata tersebut hanya terdiri atas satu morfem.

Kata Berimbuhan

Adapun adverbia berupa kata berimbuhan dapat dibentuk dengan melekatkan imbuhan (i) –nya, (ii) senya, dan (iii) ter-. 

Konfiks senya

Konfiks se-nya dapat bersenyawa dengan adjektiva (Adj) dan adverbia (Adv) untuk membentuk adverbia (Adv) kata berimbuhan. Misalnya, sebaiknya, sebenarnya, secepatnya, seharusnya, dan semestinya. Perhatikan penggunaannya dalam contoh-contoh kalimat berikut.

sebaiknya (Adv) ← baik (Adj) + se-nya
sebenarnya (Adv) ← benar (Adj) + se-nya
secepatnya (Adv) ← cepat (Adj) + se-nya
seharusnya (Adv) ← harus (Adv) + se-nya
semestinya (Adv) ← mesti (Adv) + se-nya

Pemilihan kata yang baik sebaiknya memperhatikan konteks kalimat.
Sebenarnya, dia memiliki keahlian yang luar biasa dalam memecahkan masalah matematika.
Mohon secepatnya memberikan respons terkait pengajuan proposal ini.
Dia seharusnya tiba lebih awal untuk menghadiri pertemuan ini.
Penghargaan itu semestinya diberikan kepada mereka yang telah berkontribusi secara signifikan dalam proyek ini.

Akhiran –nya

Akhiran –nya dapat bersenyawa dengan verba (V), nomina (N), adverbia (Adv), dan preposisi (Prep) untuk membentuk adverbia (Adv) kata berimbuhan. Misalnya, kiranya, tampaknya, rupanya, rasanya, agaknya, mestinya, dan sepertinya. Perhatikan penggunaannya dalam contoh-contoh kalimat berikut.

kiranya (Adv) ← kira (V) + -nya
tampaknya (Adv) ← tampak (V) + -nya
rupanya (Adv) ← rupa (N) + -nya
rasanya (Adv) ← rasa (N) + -nya
agaknya (Adv) ← agak (Adv) + -nya
mestinya (Adv) ← mesti (Adv) + -nya
sepertinya (Adv) ← seperti (Prep) + -nya

Saya akan datang lebih awal, kiranya kita bisa membicarakan rencana tersebut.
Dia sudah membaca bukunya dua kali, tampaknya dia sangat tertarik dengan ceritanya.
Rupanya, perubahan ini membutuhkan dukungan penuh dari tim.
Rasanya, suasana hati kita akan lebih baik setelah liburan ini.
Agaknya, perlu waktu lebih lama untuk menyelesaikan proyek ini.
Dia mestinya memberi tahu kita jika ada perubahan jadwal.
Sepertinya, cuaca akan cerah pada akhir pekan ini.

Awalan ter

Awalan ter– dapat bersenyawa dengan verba untuk membentuk adverbia kata berimbuhan. Misalnya terlalu dan terlampau. Perhatikan penggunaannya dalam contoh-contoh kalimat berikut.

terlalu (Adv) ← lalu (V) + ter-
terlampau (Adv) ← lampau (V) + ter-

Rumah itu terlalu besar untukku.
Pencapaiannya terlampau menakjubkan untuk orang muda seperti dia.

Kata Ulang

Sementara itu, adverbia berupa kata ulang dapat berupa (i) kata ulang penuh, (ii) kata ulang dengan kombinasi imbuhan se-, (iii) kata ulang dengan kombinasi imbuhan –an, dan (iv) kata ulang dengan kombinasi imbuhan se-nya.

Kata Ulang Penuh

Kata berkategori verba (V), nomina (N), adjektiva (Adj), adverbia (Adv), dan numeralia (Num) dapat mengalami pengulangan (R) penuh untuk membentuk adverbia. Misalnya, diam-diam, kira-kira, pagi-pagi, malam-malam, pelan-pelan, cepat-cepat, kadang-kadang, sering-sering, dua-dua, dan setengah-setengah. Perhatikan penggunaannya dalam contoh-contoh kalimat berikut.

diam-diam (Adv) ← diam (V) + R
kira-kira (Adv) ← kira (V) + R
pagi-pagi (Adv) ← pagi (N) + R
malam-malam (Adv) ← malam (N) + R
pelan-pelan (Adv) ← pelan (Adj) + R
cepat-cepat (Adv) ← cepat (Adj) + R
kadang-kadang (Adv) ← kadang (Adv) + R
sering-sering (Adv) ← sering (Adv) + R
dua-dua (Adv) ← dua (Num) + R
setengah-setengah (Adv) ← setengah (Num) + R 

Mereka diamdiam membicarakan rencana itu agar tidak diketahui oleh yang lain.
Kirakira seratus orang hadir dalam acara tersebut.
Kami pergi ke pantai pagipagi untuk menikmati udara segar.
Mengapa malammalam datang kemari?
Dia berbicara pelanpelan agar tidak mengganggu yang lain.
Tolong cepatcepat selesaikan tugas ini, kita sudah terlalu terlambat.
Kadangkadang, keberhasilan datang dari usaha yang tidak terduga.
Seringseringlah mengunjungi kami di sini, kami senang bertemu dengan teman-teman lama.
Masukkan paket itu dua-dua.
Hasilnya tidak memuaskan karena dia hanya bekerja setengahsetengah.

Kata Ulang dengan Kombinasi Imbuhan se

Kata berkategori adjektiva dapat mengalami pengulangan dengan kombinasi pengimbuhan se- untuk membentuk adverbia. Misalnya, sepandai-pandai, sekuat-kuat, dan sesabar-sabar. Perhatikan penggunaannya dalam contoh-contoh kalimat berikut.

sepandai-pandai (Adv) ← pandai (Adj) + R + se-
sekuat-kuat (Adv) ← kuat (Adj) + R + se-
sesabar-sabar (Adv) ← sabar (Adj) + R + se-

Sepandai-pandai karyawan tersebut, dia tetap membutuhkan panduan lebih lanjut.
Sekuat-kuat usahanya, dia tidak bisa mengangkat beban tersebut sendiri.
Sesabar-sabar orang tuanya, mereka akhirnya marah juga menghadapi situasi sulit.

Kata Ulang dengan Kombinasi Imbuhan –an

Kata berkategori verba dan adjektiva dapat mengalami pengulangan dengan kombinasi pengimbuhan -an untuk membentuk adverbia. Misalnya, mati-matian, habis-habisan, terang-terangan, dan kecil-kecilan. Perhatikan penggunaannya dalam contoh-contoh kalimat berikut.

mati-matian (Adv) ← diam (V) + R + -an
habis-habisan (Adv) ← kira (V) + R + -an
terang-terangan (Adv) ← pelan (Adj) + R + -an
kecil-kecilan (Adv) ← cepat (Adj) + R + -an

Dia bekerja matimatian untuk mencapai impian kariernya.
Mereka berkelahi habishabisan untuk mempertahankan hak-hak pekerja.
Dia terangterangan menyatakan pendapatnya tentang masalah tersebut.
Dia berdagang kecilkecilan untuk merintis impiannya.

Kata Ulang dengan Kombinasi Imbuhan se-nya

Kata berkategori adjektiva dapat mengalami pengulangan dengan kombinasi pengimbuhan se-nya untuk membentuk adverbia. Misalnya, sekuat-kuatnya, setinggi-tingginya, setulus-tulusnya. Perhatikan penggunaannya dalam contoh-contoh kalimat berikut.

sekuat-kuatnya (Adv) ← kuat (Adj) + R + se-nya
setinggi-tingginya (Adv) ← tinggi (Adj) + R + se-nya
setulus-tulusnya (Adv) ← tulus (Adj) + R + se-nya

Budi dan Dodo menahan tembok itu sekuatkuatnya.
Roket itu meluncur setinggitingginya.
Para donatur sudah menyumbang setulus-tulusnya.

Pembentukan Adverbia dari Kelas Kata Lain

Berdasarkan jenis-jenis bentuk adverbia di atas, adverbia berupa kata jadian dapat diturunkan dari verba, adjektiva, nomina, dan numeralia sehingga membentuk (i) adverbia deverbal, (ii) adverbia deadjektival, (iii) adverbia denominal, dan (iv) adverbia denumeral.

Adverbia Deverbal

Jenis adverbia ini dibentuk dari kata berkateogori verba. Adverbia deverbal bisa berupa kata berimbuhan seperti terlalu dan terlampau, dan bisa juga berupa kata ulang seperti kira-kira dan tahu-tahu. 

Adverbia Deadjektival

Jenis adverbia ini dibentuk dari kata berkategori adjektiva. Adverbia deadjektival bisa berupa kata berimbuhan seperti sebaiknya dan sebenarnya dan bisa pula berupa kata ulang seperti cepat-cepat dan setinggi-tingginya. 

Adverbia Denominal

Jenis adverbia ini dibentuk dari kata berkategori nomina. Adverbia denominal bisa berupa kata berimbuhan seperti rupanya dan rasanya, bisa pula berupa kata ulang seperti pagi-pagi dan malam-malam. 

Adverbia Denumeral

Jenis adverbia ini dibentuk dari kata berkategori numeralia. Adverbia denumeral berupa kata ulang seperti dua-dua dan setengah-setengah. 

Penulis: Sony Christian Sudarsono | Editor: Benedikta Haryanti | Gambar: Freepik

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *