
Sastra sulit didefinisikan
Apakah sastra itu? Sampai sekarang belum ada seorang pun yang bisa memberi jawaban yang jelas dan tegas. Banyak definisi tetapi selalu diserang, disangsikan, dan tidak kesampaian karena menekankan satu atau beberapa aspek saja, atau hanya berlaku untuk sastra tertentu saja (khususnya sastra barat) dan zaman tertentu pula.
Definisi Sastra dari Zaman ke Zaman
B. Rahmanto dalam kuliah Pengantar Ilmu Sastra di Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma menjelaskan beberapa definisi sastra.
Menurut Edwin Greenlaw, sastra adalah segala sesuatu yang tertulis/tercetak. Definisi ini terlalu luas/umum. William Wordswoth mengatakan, sastra merupakan luapan emosi yang spontan dan bukan imitasi. Coleridge berpendapat, sastra adalah karya otonom yang memiliki keselarasan yang mendalam antara bentuk dan isinya.
Rene Wellek dan Austin Warren menyatakan sastra adalah karya seni yang bersifat imajinatif (imagination), rekaan (fiction), dan ciptaan (inovative). Sementara itu, menurut Roman Jacobson, sastra adalah keganasan berbahasa tetapi teratur terhadap penuturan dengan jalan mengubah dan memadatkan bahasa sehari-hari.
Terry Eagleton berkata, sastra adalah karya dengan bahasa yang khusus, sementara Michael Foucault mengutarakan, sastra mentransgresikan dirinya pada suatu ruang abnormal, menawarkan suatu dunia dan bahasa yang aneh dalam kesadaran masyarakatnya. F. Nietzche berteori, sastra mengajak pembaca untuk merasa jijik, takut, ngeri, bodoh, marah, diam dalam bentuk sadisme dan seksualitas yang dieksploitasi dan dipertontonkan habis-habisan.
Mengapa Sastra Sulit Didefinisikan?
Setiap definisi ingin mengidentifikasikan sastra secara lengkap dan sekaligus, baik secara deskriptif dan evaluatif. Misalnya sastra yang indah bentuk dan isinya. Para ahli ingin mengidentifikasikan sastra dengan mencampur-adukkan hakikat sastra bersama dengan definisi sastra yang memilah antara yang bernilai dan tidak bernilai atau bahasa yang digunakannya.
Ada anggapan tentang sastra terlalu ditentukan oleh sastra barat, tanpa menghiraukan bentuk sastra dari luar dunia barat (Tiongkok dan Arab). Ada definisi yang memuaskan untuk jenis tertentu tetapi tidak bagi jenis yang lain. Semua itu sangat tergantung dengan zaman dan budaya. Sastra tidak bisa didefinisikan secara universal.
Maka …
Untuk kepentingan studi sastra, suatu teks disebut sastra jika teks itu tidak melulu disusun atau dipakai untuk tujuan komunikatif yang praktis dan hanya berlangsung sementara. Teks sastra diatur oleh lingkungan budaya tertentu.
Teks tersebut mengandung unsur fiksionalitas; bahannya diolah secara istimewa, bersifat ambigu, dan padat. Selain itu, teks itu juga dapat dibaca dalam tahapan arti yang berbeda-beda atau mengandung semeion (simbol) sehingga setiap orang memiliki hak yang sama untuk menginterpretasikan teks sastra menurut perspektif mereka.
Penulis: Sony Christian Sudarsono | Editor: Sony Christian Sudarsono | Gambar: Freepik