frasa endosentrik eksosentrik

frasa

Dalam dunia bahasa, frasa menjadi unsur kunci dalam menyusun kalimat. Artikel ini akan membahas pengertian, unsur, dan jenis frasa, serta perbedaan mendasar antara frasa endosentrik dan eksosentrik.

Pengertian dan Jenis Frasa

Frasa adalah satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi dalam kalimat. Yang dimaksud tidak melebihi batas fungsi adalah frasa hanya menduduki satu fungsi dalam kalimat, entah itu subjek, predikat, objek, pelengkap, atau keterangan. Oleh karena itu, frasa disebut juga sebagai gabungan kata yang tidak bersifat predikatif. Artinya, tidak ada salah satu atau lebih dari bagian frasa yang mengisi fungsi predikat.

Baca juga: 10 Satuan Kebahasaan

Frasa dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan distribusi unsur-unsurnya, yaitu (a) frasa endosentrik dan (b) frasa eksosentrik. Frasa endosentrik adalah frasa yang berdistribusi paralel dengan salah satu atau semua unsur-unsurnya. Sementara itu, frasa eksosentrik adalah frasa yang berdistribusi komplementer dengan semua unsurnya.

Frasa berdistribusi paralel berarti frasa tersebut memiliki fungsi yang sama dengan salah satu atau semua unsur-unsurnya. Misalnya, dalam kalimat Budi dan Doni sering bermain di kebun terdapat tiga frasa, yaitu Budi dan Doni, sering bermain, dan di kebun

Frasa Budi dan Doni berdistribusi paralel karena memiliki fungsi yang sama dengan semua unsur-unsurnya sehingga setiap unsur tersebut, yaitu Budi dan Doni, dapat menggantikan satu kesatuan frasa untuk mengisi fungsi sintaksis dalam kalimat seperti tampak dalam contoh (1)—(3) berikut.  

(1)   Budi dan Doni sering bermain di kebun.

(2)   Budi sering bermain di kebun.

(3)   Doni sering bermain di kebun.

Sementara itu, frasa sering bermain juga berdistribusi paralel. Bedanya, dalam frasa tersebut hanya ada satu unsur yang memiliki fungsi yang sama dengan satu kesatuan frasa, yaitu bermain. Oleh karena itu, unsur bermain dapat menggantikan satu kesatuan frasa sedang bermain untuk mengisi salah satu fungsi sintaksis dalam kalimat seperti tampak dalam contoh (4) berikut.

(4)   Budi dan Dito bermain di kebun.

Sementara itu, frasa di kebun berdistribusi komplementer yang berarti frasa tersebut memiliki perilaku sintaksis yang tidak sama dengan semua unsur-unsurnya. Kedua unsur tersebut saling melengkapi. Hal itu terbukti ketika salah satu unsur dihilangkan, kalimat menjadi tidak gramatikal seperti tampak pada contoh (5) dan (6) berikut.

(5)  *Budi dan Doni sering bermain di.

(6)  *Budi dan Doni sering bermain kebun.

Unsur Frasa Endosentrik 

Frasa endosentrik adalah frasa yang memiliki distribusi paralel dengan unsur-unsur pembentuknya. Unsur dalam frasa endosentrik yang memiliki distribusi yang sama dengan keseluruhan bentuk frasa disebut unsur pusat (UP), sedangkan unsur yang tidak memiliki distribusi yang sama dengan keseluruhan bentuk frasa disebut atribut (Atr).

Frasa endosentrik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu (a) frasa endosentrik koordinatif, (b) frasa endosentrik atributif, dan (c) frasa endosentrik apositif. Berikut dipaparkan penjelasan ketiganya.

Frasa Endosentrik Koordinatif

Frasa endosentrik koordinatif adalah frasa yang unsur-unsurnya berdistribusi paralel dengan semua unsur langsungnya. Unsur-unsur dalam frasa endosentrik koordinatif setara. Kesetaraannya dapat dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur itu dihubungkan dengan konjungsi dan atau atau. Frasa endosentrik koordinatif terdiri atas unsur pusat dan jika perlu ditambah konjungsi.

(7)  Ayah ibu sudah makan.

(8)  Nenek menanam tomat, kangkung, dan cabai di kebunnya.

Frasa ayah ibu dalam kalimat (7) merupakan frasa endosentrik koordinatif yang terdiri atas dua unsur pusat, yaitu ayah dan ibu. Sementara itu, frasa tomat, kangkung, dan cabai dalam kalimat (8) merupakan frasa endosentrik koordinatif yang memiliki tiga unsur pusat, yaitu tomat, kangkung, dan cabai.

Frasa Endosentrik Atributif

Frasa endosentrik atributif adalah frasa yang unsur-unsurnya berdistribusi paralel dengan salah satu unsurnya, yaitu unsur pusatnya saja. Dalam hal ini, frasa endosentrik atributif terdiri atas unsur pusat dan atribut.

(9)   Gani memiliki sepeda baru.

(10) Evi sangat bahagia hari ini.

Frasa sepeda baru dalam kalimat (9) merupakan frasa endosentrik atributif yang tersusun atas unsur pusat sepeda dan atribut baru. Sementara itu, frasa sangat bahagia dalam kalimat (10) merupakan frasa endosentrik atributif yang tersusun atas unsur pusat bahagia dan atribut sangat.

Frasa Endosentrik Apositif

Frasa endosentrik apositif adalah frasa yang unsur-unsurnya berdistribusi paralel dengan unsur pembentuk yang lain dan unsur-unsur tersebut merujuk pada referen yang sama. Jadi, frasa endosentrik apositif terdiri atas dua unsur pusat yang mengacu pada hal yang sama.

(11)  Ir. Soekarno, presiden pertama Indonesia, lahir di Surabaya.

(12)  Kakak baru saja mengunjungi Bali, pulau dewata itu.

Frasa Ir. Soekarno, presiden pertama Indonesia pada kalimat (11) dan frasa Bali, pulau dewata itu pada kalimat (12) merupakan frasa endosentrik apositif karena keduanya berdistribusi paralel dan merujuk pada referen yang sama.

Unsur Frasa Eksosentrik

Frasa eksosentrik adalah frasa yang unsur-unsurnya berdistribusi komplementer atau saling melengkapi. Frasa eksosentrik berwujud frasa preposisional atau frasa yang diawali dengan preposisi. Dengan demikian, frasa eksosentrik tidak memiliki unsur pusat. Preposisi dalam frasa eksosentrik berfungsi sebagai penanda dan kata atau frasa yang mengikutinya berfungsi sebagai poros atau aksis.

(13)  Salma datang dari Jakarta.

(14)  Nita sudah berjuang demi keluarga.

Frasa dari Jakarta pada kalimat (13) dan frasa dengan keras pada kalimat (14) merupakan frasa eksosentrik. Unsur-unsur dalam kedua frasa tersebut bersifat komplementer atau saling melengkapi. Hal itu terbukti ketika salah satu unsur dihilangkan, kalimat menjadi tidak gramatikal seperti tampak pada contoh (13a) dan (13b) serta (14a) dan (14b) berikut.

(13a)  *Salma datang dari.

(13b)  *Salma datang Jakarta.

(14a)  *Nita sudah berjuang demi.

(14b)  *Nita sudah berjuang keluarga.

Penulis: Sony Christian Sudarsono | Editor: Benedikta Haryanti | Gambar: Freepik

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *